Kontoversi Komik Baru Superman, Dipuji Dunia Ditolak Indonesia
Komik Superman (Foto: DC Comics)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah DC Comics mengumumkan pengenalan karakter baru yaitu Jon Kent yang merupakan anak dari Superman, konstroversi pun merebak di Indonesia. DC menekankan Jon Kent menjalin hubungan dengan seorang bernama jurnalis bernama Jay Nakamura.

Superman yang baru dinyatakan berorientasi biseksual dan komik ini akan resmi diterbitkan pada 9 November mendatang di Amerika Serikat dan tidak terbit di Indonesia. Dalam beberapa halaman komik yang dibocorkan oleh DC, ia berpacaran dengan reporter bernama Jay Nakamura.

Berikutnya DC Comics memperbaharui moto dari salah satu karakter ikoniknya Superman di ajang DC FanDome. Festival budaya populer yang membicarakan segala hal tentang DC pekan lalu.

Dalam acara DC FanDome, moto terkini dari Superman adalah 'Truth, Justice, and the American Way'. Moto itu berasal dari serial radio Superman di dekade 1940-an.

Pilihan dukungan untuk LGBT ini mendapat respon positif dari warganet dunia. Komikus Tom Taylor yang menjadi penulis komik Superman: Son of Kal-El mengaku mendapat banyak pesan melalui media sosialnya.

"Orang-orang menghubungi saya dari mana-mana dan mengatakan mereka melihat berita utama dan menangis. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa Superman dapat mewakili mereka," ungkap Tom Taylor ketika diwawancarai radio Australian Broadcasting Corp.

"Betapa mereka bersyukur generasi ini memiliki representasi superhero seperti itu. Mereka hanya berharap ketika masih muda, isu LGBT akan lebih diterima," katanya.

Meskipun tidak diedarkan di Indonesia, namun komik ini tetap menuai kontroversi. Sejumlah pihak menolak atas kehadiran karakter tersebut.

Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto secara tegas menolak distribusi komik keluaran DC ini karena akan merusak moral bangsa.

"Keberadaan komik yang menampilkan sosok biseksual ini jelas bertentangan dengan Pancasila dan jelas akan merusak moral bangsa,” tegas Yandri di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Wakil Ketua Umum PAN ini menambahkan sebagai tokoh fiksi populer Superman dengan versi biseksual ini tentu bisa membahayakan generasi muda khususnya anak-anak.

"Kita harus menyelamatkan generasi penerus kita, khususnya anak anak. Tentu ini akan berdampak negatif pada edukasi anak bangsa. Apalagi Superman adalah karakter populer dari masa ke masa. Jangan sampai anak anak Indonesia terpengaruh budaya yang bertentangan dengan norma di tengah masyarakat kita,” tegasnya.