JAKARTA – Diabetes merupakan kondisi di mana kadar gula dalam darah seseorang melebihi batas normal. Ada 2 ketegori diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Setiap tipe memiliki latar belakang kondisi yang berbeda-beda.
Diabetes tipe 1 dipengaruhi oleh imun, sedangkan diabetes tipe 2 karena resistensi insulin ataupun kerja insulin tidak optimal. Diabetes merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh kecuali dengan mengontrol glukosa darah tetap normal. Risiko paling parah dari diabetes yang tidak segera disadari dan ditangani adalah terjadinya komplikasi.
Maka untuk menghindari risiko paling buruk, seseorang perlu mengenali beberapa faktor yang menandai risiko mengalami diabetes. Menurut penjelasan dari Dr. dr. Wismandari, Sp.PD-KEMD berikut siapa saja yang perlu skrining diabetes.
- Orang dengan berat badan lebih atau Indeks Massa Tubuh lebih dari 23 kg/m2.
- Aktivitas fisik kurang.
- Keturunan diabetes melitus dalam keluarga.
- Kelompok ras/etnis tertentu.
- Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kilogram atau memiliki riwayat diabetes melitus gestasional.
- Hipertensi, dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk hipertensi.
- HDL lebih dari 55 mg/dL dan atau trigliserida 250 mg/dL.
- Wanita dengan PCOS atau sindrom polikistik ovariuam.
- Memiliki riwayat pre-diabetes.
- Obesitas berat.
- Memiliki riwayat kardiovaskular.
- Usia lebih dari 45 tahun meskipun tanpa mengalami faktor risiko di atas.
Menurut penjelasan dokter Wismandari dalam webinar yang diselenggarakan kemarin, Kamis, 7 Oktober oleh Rumah Sakit Pondok Indah dan Lions Club Jakarta Monas Movast serta Yayasan Puspita, sejumlah 84 persen orang mengalami pre-diabetik tidak menyadarinya.
Ini berarti kesadaran atas kesehatan dan mengecek kesehatannya, khususnya mendeteksi diabetes sedini mungkin diperlukan.