Mengenal <i>Consent</i>, 5 Hal yang Perlu Disepakati dengan Pasangan sebelum Aktivitas Seksual
Ilustrasi pasangan perlu membuat consent (Pexels/Sean Osullivan)

Bagikan:

JAKARTA – Sexual consent adalah kesepakatan atau konsensual dari kedua belah pihak, seperti Anda dan pasangan yang utamanya dibuat untuk aktivitas seksual. Kesepakatan ini perlu dibuat, tujuannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kekerasan maupun pelecehan seksual.

Agar aktivitas seksual flow-nya tetap nyaman dan tidak ada salah satu yang merasa terpaksa atau dipaksa, maka kenali 5 hal berikut ini.

1. Kesepakatan harus dibuat secara eksplisit

Kesepakatan dibuat jika diucapkan secara verbal. Hanya membuat kesepakatan dengan bahasa tubuh atau gestur justru berpotensi kesalahpemahaman. Consent juga tidak dapat dibuat berdasarkan asumsi satu orang saja. Ini berarti, Anda dan pasangan penting untuk mengevaluasi serta membuat konsensual setiap kali melakukan aktivitas seksual seperti berciuman dan bermesraan.

2. Kesepakatan bisa diubah-ubah

Terdapat berbagai aspek dalam kehidupan yang memengaruhi aktivitas seksual. Pun dengan Anda dan pasangan yang tidak selalu bergairah untuk bercinta dengan berbagai macam faktor. Misalnya, saat Anda sedang berhasrat seksual tetapi pasangan sedang tidak mood.

Artinya butuh membuat kesepakatan ulang. Jika Anda setuju secara verbal aktivitas tersebut dapat diteruskan, maka selanjutnya sepakati juga apa yang akan dilakukan, mulai dari pilihan gaya hingga mengatur suasana agar kedua belah pihak sama-sama merasa nyaman.

3. Perhatikan bahasa tubuh

Ekspresi bisa ditangkap lewat dua bahasa, yaitu bahasa verbal dan bahasa tubuh. Apabila Anda dan pasangan sudah mengiyakan aktivitas seksual secara verbal, penting juga mengenali serta memahami bahasa tubuh pasangan.

Apabila pasangan merasa tidak nyaman, tanyakan apa yang membuatnya merasakan itu serta buat kesepakatan baru jika Anda memilih untuk memimpin sesi bercinta.

4. Tak apa jika berjalan pelan atau berhenti

Pada peristiwa tertentu, misalnya aktivitas seksual yang kilat, tak apa menolak jika sedang tidak menginginkannya. Enggak apa-apa juga apabila Anda memberikan masukan ketika merasa tidak nyaman. Yang pasti, Anda perlu membagi semua yang dirasakan kepada pasangan pun begitu sebaliknya.

5. Konsensual dibuat dengan kesadaran penuh

Pada beberapa kasus, kekerasan seksual terjadi saat dibawah pengaruh minuman beralkohol. Ini yang membuat consent tidak bisa dibuat, sebab bukan ‘kah kesepakatan perlu dibuat dengan kesadaran penuh agar tidak melukai, merendahkan, dan tetap bisa melakukan aktivitas seksual secara sehat.