YOGYAKARTA - Seperti masakan lainnya, bumbu masak khas Jepang menjadi kunci penting dalam kenikmatan makanan asal Negeri Sakura. Jika Anda merasa ketagihan dengan kuliner asal Jepang ini, Anda bisa mempelajari jenis-jenis bumbu khasnya.
Agar berbeda dengan kuliner Indonesia yang mempunyai banyak bumbu dan rempah, dalam hal bumbu, masakan asal negeri Sakura tergolong minimalis. Meskipun cukup minimalis, tapi dapat menghasilkan banyak jenis rasa yang masuk di lidah untuk berbagai kalangan. Hal ini dibuktikan dengan kelezatan makanan Jepang yang tersebar luas dan diterima di banyak negara.
Bumbu Masak Khas Jepang
Agar Anda semakin paham mengenai bumbu khas apa saja yang digunakan dalam sajian makanan Jepang, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Miso
Salah satu bumbu khas Jepang yang paling populer dalam beragam sajian makanan yaitu miso. Bumbu ini bisa digunakan dengan cara yang beragam, mulai dari membuat kaldu sup, bahan marinasi daging serta ikan, kuah ramen dan udon, hingga saus salad.
Dilansir dari TasteAtlas dan TsunaguJapan, miso merupakan semacam pasta yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai, garam, dan koji. Koji sendiri adalah sejenis beras yang difermentasi, tetapi sering juga diganti dengan barley, gandum, dan biji-bijian yang lain.
Ada banyak jenis miso yang rasanya bervariasi, tergantung pada lamanya proses fermentasi dan bahan baku pembuatannya. Mulai dari rasa manis yang ringan, asin dan penuh rasa, dan sangat gurih. Tiga jenis miso paling umum yaitu yang berbahan beras alias kome, miso dari barley alias mugi, dan miso mame yang berasal dari kedelai.
Su (Cuka Beras)
Bumbu khas Jepang selanjutnya yaitu Su alias cuka beras atau yang dalam bahasa Inggris disebut rice vinegar. Cita-rasanya memang asam, tapi dapat memperkuat rasa segar suatu makanan. Cuka beras ini sering dijadikan bahan penyedap nasi khususnya pada olahan sushi dan nasi kepal onigiri.
Berdasarkan bahannya, dua cuka yang paling umum digunakan dalam masakan Jepang yaitu cuka beras (kome-su) dan cuka gandum (kokumotsu-su). Ada dua jenis cuka beras berdasarkan campurannya, yaitu nihaizu yang ditambahkan kecap asin atau garam, dan sanbaizu (ditambahkan kecap dan gula).
BACA JUGA:
Shoyu atau Kecap Asin
Memiliki bentuk yang cair, soyu dapat digolongkan sebagai jenis saus khas Jepang. Namun, dalam masakan, bumbu ini juga memiliki peran merangkap sebagai bumbu yang khas, sebab hampir selalu ada dalam setiap masakan. Masakan Jepang pada umumnya mendapatkan ekstra rasa asin dari kecap hasil fermentasi kedelai ini.
Seperti kecap di Indonesia ataupun Tiongkok, bahan baku utama kecap ini adalah kedelai yang difermentasi. Rasa shoyu cukup asin, tetapi pas untuk dikombinasikan dengan beragam makanan, aneka saus cocolan, dan bumbu lainnya. Biasanya, kecap asin ini dimanfaatkan untuk cocolan sushi, sashimi, dan juga tempura.
Shichimi dan Ichimi Togarashi
Bumbu khas masakan Jepang lainnya yaitu shichimi togarashi dan ichimi yang sepintas cukup mirip. Secara makna Bahasa, shichimi yaitu “tujuh rasa” yang merupakan bubuk rempah dari tujuh bahan berbeda. Ketujuh bahan tersebut tentunya variatif, tetapi yang paling umum yaitu cabai, biji wijen, lada sansho Jepang, biji rami, dan kulit jeruk.
Shichimi memiliki rasa pedas dan harum yang dapat menjadi tambahan rasa yang lezat untuk banyak jenis hidangan sederhana. Biasanya shicimi ditaburkan pada hidangan mie seperti udon, soba, sup miso babi (tonjiru) dan beberapa hidangan donburi.
Sedangkan ichimi berasal dari kata “ichi” yang berarti satu karena memang hanya memanfaatkan satu bahan yaitu cabai. Cabai yang dibentuk menjadi bubuk ini tentunya cocok di lidah penggila kuliner pedas tanpa aroma harum rempah-rempah. Bahkan penggemar pedas kerap kali mencampurkannya dengan rayu alias minyak cabai.
Mirin
Bahan fermentasi beras lainnya yang kerap digunakan dalam masakan Jepang yaitu mirin. Sebagai minuman fermentasi beras, mirin sangat mirip dengan sake tetapi memiliki kandungan alkohol lebih rendah dan rasanya lebih manis. Pada mulanya memang dibuat untuk dikonsumsi sebagai minuman beralkohol, tapi saat ini lebih lazim dimanfaatkan sebagai bumbu masakan.
Umumnya mirin berwarna emas terang hingga kuning gelap, dan memiliki bentuk mulai dari cair hingga agak kental. Berdasarkan kandungan alkoholnya, mirin sendiri sering dikelompokkan menjadi tiga varietas berbeda. Hon mirin memiliki persentase alkohol tertinggi, dan shio mirin sekitar 1,5%, dan shin mirin yang kurang dari satu persen.
Demikianlah penjelasan tentang bumbu masak khas Jepang yang biasanya digunakan. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.