Bagikan:

JAKARTA - Di tengah maraknya hiburan digital dan teknologi yang terus berkembang, menonton teater tetap menjadi bagian dari gaya hidup yang sarat makna. Nonton teater kini kembali menarik perhatian, terutama di kalangan pencinta seni yang merindukan pengalaman hiburan yang autentik, interaktif, dan penuh emosi.

Tidak sekadar hiburan, teater menawarkan ruang refleksi yang mendalam melalui pementasan kisah-kisah yang menyentuh, relevan, dan sering kali menggugah pemikiran.

Keunikan inilah yang digagas Teater Populer bersama AP Production dan Bakti Budaya Djarum Foundation akan menyajikan lakon bertajuk DAG DIG DUG yang disutradarai oleh Slamet Rahardjo dan ditulis oleh Putu Wijaya.

Sebagai salah satu kelompok teater yang berperan penting dalam perkembangan seni pertunjukan Indonesia, Teater Populer terus menghadirkan karya-karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu refleksi mendalam.

Slamet Rahardjo mengungkapkan, lakon DAG DIG DUG adalah karya yang dirancang untuk menggambarkan kompleksitas kehidupan melalui narasi yang penuh makna.

“Lakon ini bukan sekadar hiburan. Ia adalah cerminan kegelisahan dan harapan yang dikemas dengan cerita berstruktur kuat. Setiap adegan disusun secara detail untuk menghidupkan emosi penonton,” ujarnya.

Lakon ini berkisah tentang Chaerul Umam, seorang mahasiswa yang dikenal cerdas dan berkharisma, yang mendadak menjadi pusat perhatian setelah tewas dalam insiden tabrak lari.

Kematian Chaerul Umam memicu berbagai spekulasi, dengan dugaan kecelakaan tersebut bukanlah peristiwa biasa, melainkan direncanakan. Cerita ini tidak hanya mengangkat tema misteri, tetapi juga menyentuh isu-isu sosial yang relevan.

Pementasan ini melibatkan sejumlah aktor ternama, seperti Niniek L. Karim, Donny Damara, Reza Rahadian, Kiki Narendra, dan Jose Rizal.

Diproduseri oleh Paquita Widjaja dan Samuel Wattimena, serta didukung oleh tim kreatif berpengalaman, lakon ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para penontonnya.

Salah satu pemeran, Reza Rahadian, menyatakan keterlibatannya dalam DAG DIG DUG adalah pengalaman berharga.

"Naskah karya Putu Wijaya ini menawarkan kedalaman cerita yang penuh emosi dan relevansi. Saya merasa terhormat bisa menjadi bagian dari pementasan ini dan berharap kisahnya dapat menginspirasi penonton,” katanya.

Lakon DAG DIG DUG tidak hanya menjadi ajang bagi penonton untuk menikmati seni peran, tetapi juga membuka ruang refleksi tentang kehidupan dan hubungan antarindividu.

Dengan pementasan ini, Teater Populer terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan seni pertunjukan tradisional sekaligus menghadirkan karya yang relevan dengan isu-isu kontemporer.

Bagi pecinta seni dan budaya, pementasan ini menjadi kesempatan untuk mendalami karya sastra dan teater yang menggugah pikiran. Pementasan ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 25 Januari, dan Minggu, 26 Januari 2025, pukul 19.00 WIB, di Teater Salihara, Jakarta.