Bagikan:

JAKARTA - Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (Kompak) Sahabat Penyu di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, berhasil melepasliarkan sebanyak 11.290 tukik ke laut lepas sepanjang tahun 2024.

"Angka ini kemungkinan lebih besar dari yang tercatat, karena mungkin saja ada penyu yang bertelur tanpa terpantau oleh tim," ujar Muhammad Yusri, Ketua Sahabat Penyu Polewali Mandar, yang lebih akrab dikenal sebagai Yusri Mampie, pada Jumat, seperti dikutip ANTARA.

Sebagian besar tukik yang dilepasliarkan merupakan jenis penyu lekang, yang saat ini dikategorikan sebagai spesies terancam punah. Upaya ini merupakan hasil kerja keras komunitas Sahabat Penyu bersama warga setempat yang secara rutin menjaga dan memantau penyu selama musim bertelur sepanjang tahun.

"Kami terus melakukan pemantauan dan perlindungan terhadap penyu yang bertelur di wilayah ini. Semua ini tidak lepas dari dukungan masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya menjaga ekosistem laut," jelas Yusri.

Kesadaran masyarakat sekitar terhadap pentingnya kelestarian penyu turut memberikan dorongan besar bagi keberhasilan program konservasi ini. Sahabat Penyu berharap Pantai Mampie dapat terus menjadi habitat yang aman bagi penyu untuk berkembang biak, dengan semakin banyaknya dukungan dari berbagai pihak.

Namun, Yusri mengakui, tantangan masih ada, terutama dalam hal pendanaan dan kurangnya alat pendukung yang memadai. "Kami berharap di tahun 2025, ada lebih banyak dukungan untuk meningkatkan program konservasi ini, baik dari masyarakat maupun pihak terkait," kata peraih penghargaan Kalpataru 2021 kategori Perintis Lingkungan tersebut.

Pantai Mampie sendiri telah dikenal sebagai kawasan penting untuk konservasi penyu di Sulawesi Barat. Di lokasi ini terdapat Rumah Penyu, yang menjadi pusat edukasi dan perlindungan bagi satwa laut tersebut.

Komunitas Sahabat Penyu, yang berbasis di Dusun Mampie, Polewali Mandar, terus berkomitmen untuk melestarikan dan melindungi habitat penyu sebagai bagian penting dari ekosistem laut.