JAKARTA - Pernahkah Anda melihat kulkas milik seseorang ditempeli banyak magnet bergambar dari berbagai negara di penjuru dunia? Perlu diketahui bahwa magnet kulkas bergambar ikon-ikon destinasi wisata berbagai negara di dunia merupakan oleh-oleh dari liburan yang menjadi favorit banyak orang.
Hal ini diungkap melalui penelitian yang dilakukan oleh University of Liverpool, yang bekerja sama dengan Bournemouth University, Manchester Metropolitan University, dan Copenhagen Business School, yang dimuat oleh The Guardian. Disebutkan magnet kulkas menjadi oleh-oleh favorit karena dinilai bukan sekedar cenderamata yang dipajang.
Magnet kulkas dianggap sebagai aksesori yang membangkitkan beragam kenangan. Gambar-gambar negara yang ditunjukkan pada magnet kulkas dapat meningkatkan suasana hati wisatawan setelah liburan berakhir.
Hal tersebut juga disampaikan oleh studi yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Tourism Research, yang membagikan kesan salah satu partisipan usai liburan. Ia mengaku dengan magnet kulkas membuatnya dapat mengingat semua hal yang dilakukan saat liburan di tempat tersebut.
BACA JUGA:
“Saya hanya mendapatkan magnet kulkas ketika liburan berakhir, dan saya dapat mengingat semuanya dari itu. Berapa banyak orang yang bolak-balik melihat foto lama dari ponsel mereka? Anda tidak bisa kecuali memiliki perangkat elektronik semacam benda foto yang dapat diletakkan di samping Anda terus menerus, mengubah gambar setiap hari atau apa pun,” kata partisipan tersebut dilansir pada Selasa, 12 November 2024.
“Bagi saya, yang bisa melakukannya adalah magnet kulkas,” tambahnya.
Dari 19 partisipan yang diwawancarai, sebagian besar mengatakan bahwa mereka teringat liburan mereka dengan melihat magnet kulkas saat membuka pintu magnet kulkas. Beberapa magnet telah melekat dengan kenangan yang menyentuh meski liburan sudah dilakukan bertahun-tahun yang lalu.
“Jelas bahwa ketika orang-orang membicarakan tentang arti magnet kulkas bagi mereka, mereka dapat dengan mudah membangkitkan kenangan dan menceritakan tentang peristiwa atau orang-orangnya dengan sangat spesifik,” kata Dekan Asosiasi di Sekolah Manajemen University of Liverpool, Dr. John Byorm.