JAKARTA - Film Puang Bos yang akan tayang perdana pada 14 November di bioskop. Film yang dibintangi Michelle Ziudith ini mengisahkan konflik yang dihadapi usaha pembuatan kapal pinisi di Bulukumba.
Puang Sinar (Pritt Timothy)) berharap usaha pembuatan kapal miliknya dilanjutkan oleh Dewa Rucci (Ibrahim Risyad) yang menjadi satu-satunya pewaris.
Alih-alih memenuhi harapan sang ayah, Dewa Rucci justru lebih memilih menjalani masa mudanya menjadi ‘anak motor’ bersama teman-temannya.
Tidak hanya masalah pewaris usaha, Puang Sinar juga harus menghadapi masalah karena kayu na’nasa sebagai bahan baku untuk kapal pinisi mengalami krisis.
Di lain sisi, Pertiwi (Michelle Ziudith) yang merupakan pewaris lahan pohon kayu na’nasa terluas di Bulukumba, kembali bertemu dengan Dewa Rucci. Mereka memiliki cerita cinta di masa lalu yang belum selesai.
Dewa Rucci dan Pertiwi menjadi sosok penting untuk melanjutkan keberlangsungan Bulukumba sebagai daerah penghasil kapal pesiar.
Upaya Puang Sinar untuk melanjutkan usaha pembuatan kapal pesiar pun mendapat bantuan dari Yudis (Arif Brata) dan Puang Hari (Gilbert Pattiruhu), yang memiliki ide agar bisnis pembuatan kapalnya berjalan dengan lancar.
BACA JUGA:
Michelle Ziudith mengatakan, para pemeran telah tampil total untuk film Puang Bos. Mereka menjalani syuting langsung di Bulukumba selama 26 hari.
Bukan tanpa alasan ketika para pemeran harus syuting jauh dari Jakarta, di ujung selatan Pulau Sulawesi. Tim keproduksian ingin cerita yang ditampilkan di Puang Bos, dimainkan dengan latar yang nyata.
“Kita syuting di Bulukumba, itu tempat pembuatan kapal pinisi-nya langsung. Memang dari dulu, turun-temurun bikinnya di situ,” kata Michelle Ziudith saat jumpa pers di Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 7 November.
Bukan hanya tempat pembuatan kapal pinisi, Michelle juga menyebut Bulukumba adalah tempat tumbuhnya pohon kayu na’nasa, yang menjadi bahan baku kapal. “Jadi, kita benar-benar syuting di Bulukumba-nya banget,” ujar Michelle.