Bagikan:

JAKARTA - Kulit berminyak ditandai dengan rasa berminyak, pori-pori membesar, dan tampilan mengilap yang tidak sedap dipandang. Karena permukaan wajah yang lengket dan lembap, jenis kulit seperti ini lebih rentan terhadap polutan lingkungan dan juga jerawat. Selain itu, produksi sebum berlebihan dapat menyebabkan penampilan wajah jadi lebih kusam, memicu reproduksi mikroba yang tidak terkendali di kulit. Dan meningkatkan kemungkinan penyumbatan pori-pori, yang menyebabkan komedo hitam, komedo putih, dan jerawat.

Kini, banyak orang dengan kulit berminyak sangat berhati-hati dalam rutinitas perawatan kulit dan melakukannya dengan sangat hati-hati untuk mencegah kondisinya bertambah buruk. Salah satu produk yang sering kali diragukan penggunaannya oleh orang-orang dengan kulit berminyak adalah pelembap. Sebelum mempelajari apakah pelembap cocok digunakan untuk kulit berminyak atau tidak, mari pahami lebih jauh tentang jenis kulit ini.

Kulit berminyak adalah kecenderungan kulit memproduksi minyak berlebih, karena adanya kelenjar sebasea. Meskipun ini kondisi kulit yang umum  dialami sebagian besar populasi global, penyebabnya masih sulit dijelaskan dengan pasti, sama seperti kulit kering. Disadur dari Pinkvilla, Selasa, 1 Oktober, para ahli kulit terus berspekulasi bahwa faktor genetik, kondisi hormonal, kondisi cuaca, paparan panas dan kelembapan, serta pola makan, berperan penting menyebabkan kulit berminyak.

Menjawab pertanyaan tentang perlu tidaknya pemilik kulit berminyak menggunakan pelembab yaitu perlu. Banyak orang dengan kulit berminyak menghindari penggunaan pelembap karena tidak ingin memperparah lapisan minyak yang sudah ada di lapisan luar wajah. Namun, kulit yang tampak dan terasa berminyak tidak berarti tidak memerlukan pelembap.

Kulit berminyak yang mengalami dehidrasi dapat terasa agak kencang, kering, dan tidak nyaman, meskipun kulit tersebut tampak berminyak dan mengilap dari luar. Selain itu, kulit berminyak yang diberi sinyal mengalami dehidrasi dan membutuhkan pelembap akan memproduksi lebih banyak sebum untuk mencegahnya menjadi kering, sehingga mengganggu mikrobioma kulit sehat dan keseimbangan secara keseluruhan. Hal ini dapat membuat kulit semakin rentan terhadap polutan lingkungan, kemudian dapat menjadi penyebab timbulnya jerawat. Untuk mencegahnya, pelembap kulit berminyak sangat penting.

Pelembapan adalah kombinasi dari aktivitas tiga komponen humektan, emolien, dan oklusif. Humektan biasanya merupakan bahan ringan yang memasok air ke kulit. Beberapa contoh humektan meliputi asam hialuronat, panthenol, gliserin, aloe vera, dan ekstrak alga. Oklusif adalah yang paling kaya dalam konsistensi dan membantu dengan menyegel penghalang kelembapan kulit untuk mencegah hilangnya air.

Beberapa contoh meliputi petroleum jelly, lilin lebah, dan lilin nabati, silikon, asam lemak, dan alkohol seperti Cetearyl alcohol, asam stearat, dan lanolin. Emolien terdiri dari bahan-bahan yang memanjakan kulit seperti squalene, shea butter, minyak nabati, dan madul. Bahan-bahan tersebut bekerja dengan memperbaiki tekstur dan kelembutan kulit, sehingga meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan.

Untuk pelembap kulit berminyak, Anda harus mencari produk mengandung banyak humektan guna menarik kelembapan ke dalam kulit, serta sedikit zat oklusif untuk mencegah hilangnya air melalui epidermis. Dengan menggunakan produk tersebut, Anda dapat menenangkan dan meremajakan kulit berminyak agar tidak terlalu kencang dan dehidrasi tanpa menyebabkan timbulnya jerawat.