Bagikan:

JAKARTA - Mencintai pasangan abusive atau berperilaku kasar bukanlah hal yang tidak biasa. Ada banyak alasan mengapa ini bisa terjadi, terutama jika cinta datang sebelum perangai kasarnya mencuat.

Saat Anda mulai menyadari perilaku kasar pasangan, tentu semua perasaan kagum yang dimiliki untuk pasangan tak serta merta menghilang. Sehingga membuat Anda bertanya-tanya mengapa Anda masih mencintai orang yang menyakiti Anda, pun mau meninggalkannya saja rasanya sulit.

Dilansir VOI dari laman Psych Central, Kamis, 22 Agustus, berikut informasi selengkapnya.

Penyangkalan sebagai mekanisme pertahanan

Saat menyangkal sesuatu, pikiran akan mencoba melindungi diri dari perasaan tidak nyaman dan menyedihkan. Ini merupakan respons bertahan hidup terhadap rasa sakit. Penyangkalan dapat terwujud dalam banyak cara. Misal, Anda percaya kalau pasangan tidak pernah melakukan tindak kekerasan. Akibatnya, Anda menemukan nama atau penjelasan lain untuk beberapa perilaku pasangan yang sebenarnya jelas-jelas apa yang dilakukan si dia merupakan tindakan kdrt. Sehingga, Anda akan terus mencintai dan bertahan dengan pasangan yang melakukan kekerasan karena Anda tidak percaya itu terjadi.

Siklus kekerasan

Kekerasan dalam hubungan percintaan terkadang dapat terjadi dalam empat fase berbeda, yang disebut sebagai siklus kekerasan.

Fase-fase tersebut adalah:

  1. Ketegangan meningkat dimana pasangan mulai menunjukkan tanda-tanda kemarahan dan frustrasi.
  2. Munculnya kekerasan emosional, fisik, atau seksual.
  3. Rekonsiliasi dimulai setelah insiden kekerasan dan pasangan meminta maaf atau mencoba membenarkan perilakunya.
  4. Keadaan mulai tenang kembali dan pasangan mengumbar janji tak akan pernah melakukan kekerasan lagi.

Meski siklus ini belum tentu terjadi untuk semua situasi, namun dua bagian terakhir yang dapat membuat Anda terus merasakan perasaan terhadap pasangan. Anda akan sering mengingat hal-hal yang disukai dari dia dan percaya pasangan bersikap abusive hanya pada saat-saat tertentu. Hal ini juga dapat sementara waktu mengurungkan niat Anda meninggalkannya.

Gangguan kepribadian dan attachment style

Tidak ada alasan bagi seseorang untuk pantas disakiti dengan cara apa pun. Tapi, ada beberapa kondisi kesehatan mental. Yang dapat menyebabkan Anda secara tidak sadar terlibat dalam jenis hubungan ini dan jatuh cinta dengan pasangan abusive.

Penelitian menunjukkan bahwa gangguan kepribadian tertentu juga dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi bagi wanita untuk berada dalam hubungan abusive. Ini termasuk gangguan kepribadian skizoid, avoidant, borderline, dan ketergantungan. Beberapa gejala yang muncul dalam kondisi ini termasuk merasa harga diri rendah, ketergantungan, dan terlalu pasrah. Trauma masa kecil dan attachment style yang tidak aman juga dapat meningkatkan peluang menjalin dan mempertahankan hubungan dengan pasangan abusive.

Taktik manipulasi pasangan yang kasar

Beberapa pasangan abusive mungkin menggunakan taktik manipulasi yang dapat membuat Anda merasa tidak yakin dan bingung tentang emosi Anda dan langkah apa yang harus diikuti. Misal, orang dengan gangguan kepribadian narsistik terlibat dalam permainan psikologis yang dapat membuat Anda jatuh cinta kepadanya dan merasa terikat dengan hubungan tersebut. Dia juga berperan sebagai korban pada saat-saat tertentu, guna menimbulkan rasa empati dan kasihan Anda.

Taktik, termasuk gaslighting atau proyeksi, juga dapat membuat Anda tidak yakin akan diri sendiri dan perasaan Anda. Hal ini dapat membuat sulit memahami mengapa mencintai seseorang yang menyakiti Anda.

Disonansi kognitif

Ketika keyakinan dan pengalaman tidak sesuai, Anda mungkin mengalami rasa tidak nyaman. Wajar jika ingin menghindari ketidaknyamanan tersebut. Inilah sebabnya mengapa respons alami terhadap pelecehan mungkin melibatkan perilaku atau aktivitas yang meminimalkan perasaan ini.

Respons ini dapat bervariasi. Ada orang yang memilih meninggalkan situasi tersebut untuk menghindari perasaan tertekan. Tapi ada juga yang memilih mengabaikan, membenarkan, atau merasionalisasikannya.

Tindakan ini mungkin membuat Anda lebih sulit menjauhkan diri dari pasangan dan mewajarkan tindakan tersebut. Seperti, merasionalisasi beberapa perilaku kasar pasangan dengan mengatakan "mereka memiliki masa kecil yang sulit".

Ingin menyembuhkan pasangan

Karena percaya tindak kekerasan yang dilakukan pasangan berasal dari masa lalu yang buruk. Maka munculah ide membantu pasangan untuk sembuh atau mau jadi penyelamat bagi pasangan. Anda mungkin juga berpikir jika berusaha lebih keras atau mencintai dia tanpa syarat, dia akan berubah. Meskipun empati dan kasih sayang sangat penting dalam interaksi manusia. Mengambil peran itu, terutama saat Anda terluka, dapat membuat Anda tetap berada dalam situasi berbahaya.