Banyak Makan Makanan Berlemak, Menurut Penelitian Berpotensi Memiliki Ingatan Buruk dan Pelupa
Ilustrasi banyak makan makanan berlemak bikin jadi pelupa menurut penelitian (Freepik/cookie_studio)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Gaya hidup yang dijalani banyak memengaruhi ingatan, termasuk pola makan. Kalau Anda jadi lebih pelupa akhir-akhir ini, tak ada salahnya mulai mengevaluasi pola makan Anda. Pasalnya, menurut penelitian yang dilakukan di Harvard menunjukkan bahwa banyak makan makanan mengandung lemak jenuh yang ditemukan dalam daging dan produk susu, memiliki tes memori yang lebih buruk dibanding mereka yang makan lebih sedikit lemak jenuh.

Lupa suatu hal normal adanya. Tidak seorang pun memiliki ingatan sempurna sehingga tak masalah jika Anda mengalami beberapa kesalahan. Pelupa juga dialami pada usia muda. Melansir WebMD, Kamis, 31 Agustus, seseorang cederung melupakan sesuatu saat lelah, sakit, atau stres. Beberapa hal bisa dilakukan, seperti mencoba mengorganisir benda kecil yang kerap terselip, mencatat seluruh janji, buat kalender harian, hingga main gim permainan kata serta mempelajari hal-hal baru.

Jenis makanan yang Anda makan dalam menu keseharian juga perlu diatur. Seperti yang disampaikan di atas, bahwa makanan jenis tertentu memengaruhi saraf dan kerja otak. Makanan berlemak jenuh salah satunya, yang perlu diganti dengan makanan yang kaya omega-3 dan lebih banyak produk segar.

banyak makan makanan berlemak bikin jadi pelupa menurut penelitian
Ilustrasi banyak makan makanan berlemak bikin jadi pelupa menurut penelitian (Freepik/cookie_studio)

Di samping pola makan yang harus diatur, kondisi kesehatan juga memengaruhi ingatan. Jika kolesterol, tekanan darah, dan gula darah tinggi, pembuluh darah sekitar otak bisa tersumbat dan rusak. Ini artinya kerja ingatan melemah dan Anda cenderung sulit fokus apalagi mengingat hal penting.

Memori menurun tampaknya semakin memburuk ketika usia tambah senja. Perlahan-lahan sel-sel otak berkurang mulai usia 20-an. Mulai usia tersebut bahan kimia tertentu yang dibutuhkan sel otak juga menurun. Artinya, masuk akal jika ingatan Anda lebih tajam pada usia 25 dibandingkan pada usia 55 atau 75. Penting dicatat, perubahan memori yang besar tidak selalu menandakan penyakit Alzheimer. Hal ini dapat disebabkan oleh stroke, cedera kepala, kekurangan vitamin dalam makanan, atau kesulitan tidur. Itu bisa saja merupakan efek samping dari salah satu obat yang Anda pakai.

Tanda bahaya yang mungkin menunjukkan masalah lebih serius, jika memori berkurang setiap hari dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Jika mengalaminya, harus segera periksakan ke dokter.