Bagikan:

JAKARTA - Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara yang diselenggarakan pada 19 dan 20 Agustus di JIExpo Theatre, Jakarta Utara menjadi pentas bagi para penari untuk untuk menampilkan kemampuannya. Tak kurang dari 203 penari tradisional maupun modern tampil di panggung yang sama.

Ratusan penari yang berada di bawah komando Sandhidea Cahyo Narpati sebagai lead koreografer menampilkan beragam koreografi yang mencerminkan keragaman budaya warisan leluhur bangsa yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

Penampilan mereka juga didukung oleh koreografer lainnya, yaitu Dian Bokir, Puri Senja, Rizqy Dhafin, Eka Lutfi, Safina Adriani, Pulung Jati, serta para seniman tari daerah, yakni Mugiyono Kasido, Abib Igal, Gunk Mas, dan Okvalica.

Sandhidea Cahyo Narpati mengatakan bahwa keikutsertaan 203 penari kali ini merupakan penambahan yang cukup signifikan dari pagelaran tahun sebelumnya. Penambahan penari menjadi tantangan tersendiri untuk melakukan eksplorasi gerakan yang sesuai dengan tema mengenai pahlawan Nusantara.

“Kalau saya kalkulasi, ketika penari tidak double scene itu bisa sekitar 500 penari. Tapi karena dengan 500 penari itu akan semakin kompleks, kami punya strategi agar satu penari maksimal bisa menampilkan 5 sampai 6 scene. Tantangannya menurut saya justru bagaimana kami merangkai dan menjahit semua elemen kedaerahan itu menjadi sebuah sajian utuh,” kata Sandhidea Cahyo Narpati dalam rilis tertulis yang diterima VOI, Minggu, 20 Agustus.

“Tidak hanya berkutat pada gerak dan koreografi saja, namun juga dikemas agar sejalan dengan gagasan hingga substansi yang akan disampaikan ke penonton. Sehingga harapannya bukan seperti variety show saja, tapi jalinan benang merah tentang pahlawan Nusantara ini bisa tersambung dengan indah, dinamis dan harmonis,” sambungnya.

Dalam gelaran tersebut, ditampilkan 31 koreografi yang menginterpretasi 31 lagu daerah dan nasional selama pertunjukan berdurasi dua jam, mulai dari lagu Kutidhieng dari Aceh, Cik Cik Periuk dari Kalimantan Barat, hingga E Mambo Simbo dari Papua.

Sementara itu, penari asal Bali, Gunk Mas kembali dipercaya untuk terlibat dalam Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’. Ia merasa antusias dapat memerankan tokoh idolanya, yakni Ida I Dewa Agung Istri Kanya, seorang ratu yang memimpin Bali dari tahun 1814 sampai 1850 dan terkenal gigih serta mahir dalam taktik peperangan, karena memimpin perlawanan rakyat Klungkung ketika menentang invasi Belanda di Desa Kusamba.

“Saya sangat bersyukur diberi kesempatan lagi terlibat di Pagelaran Sabang Merauke. Dengan adanya tema baru ‘Pahlawan Nusantara’ dan peran baru, saya sangat excited sekali bisa memerankan pahlawan wanita yang saya kagumi,” ujar Gunk Mas.

Adapun penari kawakan Mugiyono Kasido juga turut andil dalam gelaran ini. Ia tampil dalam tiga scene yang berbeda, dimana salah satunya melakoni tokoh kepala suku dari Maluku. Peraih Trophy Mangkunegara IX sebagai penampil karya kreatif terbaik untuk karya perdananya berjudul Mati Suri (1992) itu mengapresiasi langkah iForte dan BCA untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia melalui pertunjukan yang kompleks dan spektakuler.

“Pagelaran ini menjadi gambaran kekayaan budaya Indonesia, bahkan beberapa seniman mengatakan bahwa Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara’ adalah terjemahan dari Pancasila. Saya merasa senang sekaligus bangga bergabung di pertunjukan ini, karena bisa menyebarluaskan kepada masyarakat luas mengenai keberagaman Nusantara dan mengajak mereka untuk lebih mencintai Tanah Air,” kata Mugiyono Kasido.

Selain para penari, sejumlah penyanyi juga ditantang untuk menampilkan koreografi, seperti halnya Mirabeth Sonia. Finalis Indonesian Idol X itu tidak hanya melantunkan suara merdunya, tapi juga mengharuskannya untuk melakukan koreo bela diri silat.

“Yang pasti di Pagelaran Sabang Merauke dari awal aku banyak belajar banget, yang awalnya hanya nyanyi, tahun ini jadi involve lebih dalam dan ada koreo, khususnya di scene aku yang Siti Manggopoh (Sumatera Barat). Di scene itu aku harus koreo silat, jadi lebih menantang ketimbang pagelaran sebelumnya. Persiapan untuk adegan silatnya itu aku belajar sama pesilat profesional yang bareng sama aku di scene. Aku juga latihan kuda-kuda sampai paha pedas. Aku persiapkan supaya posturnya benar dan bisa mendukung penampilanku di panggung,” tutur Mirabeth Sonia.

Selain Mirabeth, barisan penyanyi yang memeriahkan panggung Pagelaran Sabang Merauke diantaranya, Isyana Sarasvati, Cantika Abigail, Swain Mahisa, Alsant Nababan, Taufan Purbo, Christine Tambunan, Nino Prabowo, Yuyun Arfah, Gabriel Harvianto, juga penampilan istimewa dari ventriloquist Kak Tony.

Dari deretan musisi, Dian HP, Avip Priatna, Dunung Basuki, Ammir Gita, dan Meidy Ratnasari berkolaborasi menciptakan 31 aransemen lagu daerah dan nasional yang tersaji indah dengan harmoni orkestra serta choir dari Jakarta Concert Orchestra dan Batavia Madrigal Singers.

Para penari di Pagelaran Sabang Merauke ‘Pahlawan Nusantara