Bagikan:

JAKARTA - Namara Surtikanti atau lebih dikenal dengan nama Kikan Cokelat tengah menghadapi duka mendalam. Sang ibu, Indira Damayanti meninggal dunia pada Selasa, 8 Agustus pukul 13.20 WIB.

Pada akhir masa hidupnya, mendiang diketahui mengalami pelemahan fungsi ginjal yang membuatnya harus cuci darah rutin. Hal tersebut harus dilalui selama dua bulan terakhir.

“Memang sejak dua bulan lalu ibu saya mengalami penurunan fungsi ginjal. Akhirnya beliau diharuskan untuk menjalankan proses cuci darah,” ungkap Kikan kepada awak media di Ciputat, Jakarta Selatan pada Selasa, 8 Agustus malam.

Melalui pengalaman sulit tersebut, Kikan mengatakan bahwa ibunya memiliki keinginan yang belum bisa tercapai, karena harus berpulang ke Sang Pencipta lebih cepat.

“Waktu ibu mulai menjalankan proses cuci darah itu, ibu kemudian sempat bilang kalau dia pengin bisa membuat atau membangun suatu yayasan atau klinik gitu, yang diperuntukkan untuk orang-orang yang memerlukan cuci darah,” kata Kikan.

“Karena menurut ibu saya proses cuci darah itu kan nggak mudah dan nggak murah. Dia membayangkan, dia bilang kalau orang-orang nggak mampu gimana (cuci darah),” sambungnya.

Menurut mendiang Indira Damayanti, kata Kikan, penyakit ginjal bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang kondisi finansialnya. Oleh karenanya, diharap ada klinik gratis bagi mereka yang kurang mampu.

“Penyakit ginjal ini kan bukan penyakit orang kaya aja, artinya dia nggak pilih-pilih, siapa saja bisa kena sakit ini. Jadi, ibu saya sih keinginan di penghujung umurnya itu ingin sekali bisa bikin klinik gratis untuk ngasih cuci darah gratis untuk orang-orang yang nggak mampu,” tutur Kikan.

Meski sang ibu telah tiada, Kikan berharap bisa memenuhi keinginan orang tercintanya itu suatu saat nanti.

“Doain aja, mudah-mudahan setelah ini saya dan adik-adik bisa mewujudkan keinginan tersebut,” katanya.

Mengenang sosok sang ibu, Kikan menyebut salah satu ajaran ibunya yang masih terus diingatnya sampai saat ini. Tak hanya itu, ia pun berusaha untuk mengamalkan ajaran yang didapatnya itu.

“Nilai yang diajarkannya banyak sekali yang nyangkut. Mungkin kalau saya harus pilih, selalu ingatkan untuk sedekah. Ibu bilang jangan pernah takut untuk sedekah, karena sedekah itu nggak bikin kita miskin. Jadi, saya dapat rezeki, bahkan dalam keadaan susah, berusaha sedekah sama orang. Itu yang beliau ajarkan sampai sekarang,” pungkas Kikan Cokelat.