Angkat Mitos Pesugihan, Film Kajiman Beri Penampakan Hantu yang Belum Pernah Ada
Pemain Film Kajiman (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Film Kajiman akan tayang di bioskop pada 18 Mei 2023. Kajiman adalah sosok makhluk halus yang menjadi penunggu rumah-rumah dan berkaitan erat dengan praktik ilmu hitam atau pesugihan.

Beberapa aktor dan aktris kenamaan akan bermain dalam diproduksi oleh rumah produksi Visionary Capital dan Relate Films ini antara lain Aghniny Haque, Tyo Pakusadewo, Jourdy Pranata, Mian Tiara, Ully Triani, dan aktor dari Malaysia Iedil Dzuhrie Alaudin.

Film ini mengisahkan tentang seorang perawat bernama Asha (Aghniny Haque) yang bertugas menjadi perawat di rumah seorang pria lanjut usia bernama Ismail (Tyo Pakusadewo) yang menderita penyakit misterius.

Pekerjaan Asha perlahan terusik oleh teror gaib yang menghantuinya. Untuk mengungkapkan misteri yang sedang dihadapi dia bersama temannya Rama (Jourdy Pranata) mencoba untuk memecahkan misteri tersebut.

Namun, keduanya justru terjebak dalam ritual sesat pengikut iblis Kajiman. Akhirnya mereka mencoba mencari cara untuk lepas dari teror Kajiman dan para pengikutnya

Film berjudul lengkap Kajiman Iblis Terkejam Penagih Janji ini disutradarai oleh Adriyanto Dewo dan diproduseri Perlita Desiani. Mereka mengangkat tema cerita mitos dalam budaya Jawa.

Sosok makhluk halus dalam mitologi Jawa bernama Kajiman akan menjadi unsur utama dalam cerita film garapan rumah produksi Visionary Capital dan Relate Films tersebut.

"Ide awal (cerita) Kajiman ini karena ingin mencari sesuatu yang belum pernah di-explore, akhirnya kita riset dulu sebelum memutuskan untuk (mengangkat kisah) Kajiman ini karena ada beberapa artikel dan buku yang menyebut (sosok) Kajiman ini," kata Adriyanto dalam konferensi pers virtual di Youtube Relate Films, Rabu, 3 Mei.

Adriyanto mengaku yang menarik dari sosok Kajiman ini adalah makhluk tersebut belum diketahui wujud visualnya, berbeda dengan hantu-hantu lain dalam tradisi masyarakat Indonesia yang lebih populer seperti pocong dan kuntilanak.

"Justru risetnya jadi menarik karena kalau misalnya kita meriset makhluk yang sudah ada visualnya seperti pocong atau kuntilanak kita sudah ada referensi visual," kata Adriyanto.

Dia menambahkan referensi literasi mengenai sosok Kajiman terbilang sedikit sehingga selain mengandalkan buku dan artikel, dia juga mencari informasi melalui orang-orang yang lebih memahami soal sosok Kajiman.

Selama proses penggarapan dia mencari cara untuk membuat suasana horor dalam film dengan memasukkan unsur mitos budaya Jawa serasa seperti terjadi pada kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur tradisi dalam kebudayaan Jawa seperti primbon dan weton turut mewarnai cerita film.