Menurut Ahli, Karena 5 Alasan Ini Bayi Memukul Kepalanya Sendiri
Ilustrasi penyebab bayi memukul kepalanya sendiri (Pexels/Cottonbro)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Aktivitas sehari-hari bayi Anda mulanya biasa saja, tetapi kemudian ia memukul kepalanya sendiri atau membenturkan kepalanya. Entah dari mana dorongan gerakan tersebut, tetapi dokter anak, psikolog, dan psikiater menjelaskan apa-apa saja alasan bayi memukul kepalanya sendiri.

Memukul kepala ini bukan gerakan yang tak disengaja. Karena dilakukan berulang pada situasi tertentu, maka parents perlu mengenali apa yang menyebabkan sang buah hati melakukannya.

Menurut dokter anak, Dr. Manasa Mantravadi, MD., biasanya gerakan ini dilakukan anak sebelum usia 12 bulan dan kebanyakan berhenti pada usia 2 atau 3 tahun. Membenturkan kepala, terangnya, adalah perilaku umum. Tetapi tetap saja ini membuat orang tua merasa khawatir.

Lapor Sleep Foundation dilansir Romper, Kamis, 28 April, bisa jadi bayi membenturkan kepalanya ke apapun, seperti dinding, tempat tidur bayi, hingga benda lain. Mereka bahkan mengangkat kepala mereka dan ambruk ke kasur. Ini tentu menakutkan dan membutuhkan penjelasan dari ahli seperti berikut ini.

1. Sebagai mekanisme menenangkan diri

Psikolog Amy Nasamran, Ph.D., mengatakan bahwa bayi memukul kepala mereka sebagai mekanisme menenangkan diri sebelum atau selama tidur. Tetapi tergantung pada apa yang mereka lakukan sebelum pukulan. Ada bayi yang memainkan rambut tipisnya, ada juga yang menggunakan telapak tangannya memukul kepalanya sendiri. Selama tidak berlangsung lama, atau kurang dari 15 menit, maka itu adalah perilaku normal.

penyebab bayi memukul kepalanya sendiri
Ilustrasi penyebab bayi memukul kepalanya sendiri (Unsplash/Zachary Kadolph)

2. Membenturkan kepala sebagai bagian dari perkembangannya

Terdapat banyak tahapan perkembangan yang dilewati si kecil. Sementara memukul kepala atau headbanging mungkin tampak tidak menarik daripada tumbuh gigi pertama. Penelitian menunjukkan bahwa itu adalah bagian dari sekelompok perilaku berulang yang biasa kita lihat di masa kanak-kanak, seperti mengisap jempol dan menggigit kuku. Menurut Mantravadi, ini adalah mekanisme untuk mengembangkan sistem saraf mereka untuk berinteraksi dengan pengaruh lingkungan.

3. Membenturkan kepala karena frustasi

Anda sudah menyediakan menu makan malam di tempat makan si kecil, tetapi ia menginginkan buah yang segar. Ia mungkin akan menangis, dan mungkin beberapa bayi membenturkan kepala.

Bayi sering memukul kepalanya karena frustasi, terang Dr. Fran Walfish, Ph.D, seorang psikoterapis keluarga dan hubungan. Bayi memukul kepala, biasanya karena marah tetapi perkembangan bahasanya terbatas untuk mengekspresikan perasaannya. Saran Walfish, cobalah mencari tahu apa yang berpotensi membuat anak Anda kesal dan kemudian menenangkannya tanpa melanjutkan lagi aksi memukul kepala.

4. Merespons rangsangan dari luar dirinya

Si kecil tentu akan bereaksi ketika tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Headbanging jelas Dr. Walfish bisa jadi karena bereaksi dari orang di sekitarnya. Anda bisa menggendong si kecil dan menenangkannya dengan ciuman.

5. Mengantuk

Bayi memukul kepalanya sering dikaitkan sebagai awal dari tidur. Ia mengantuk tetapi mencoba mengenali rasa kantuk tersebut hingga ia akhirnya terlelap.

Nasamran memberikan saran, membenturkan kepala yang parah bisa menyebabkan cedera. Oleh karena itu jika yang dilakukan si kecil membuat Anda semakin khawatir, baiknya cari bantuan profesional atau konsultasikan pada dokter.