Bagikan:

JAKARTA - Kalau ada yang berani bilang musik rock sudah mati, berarti mainnya kurang jauh. Cuma duduk di depan televisi lokal, nonton sinetron, sambil sesekali mengintip acara lawak berkedok musik yang kurang mendidik. Coba turun langsung ke dunia nyata, khususnya ke Jakarta, maka penilaianmu tentang kematian musik rock sama sekali tak terbukti.

Lonceng penanda eksistensi permanen musik rock Tanah Air kembali dibunyikan. Hard Rock Cafe yang berlokasi di kawasan SCBD, Jakarta Selatan menjadi saksi persekutuan dahsyat empat pria asal Jepang tampil dalam satu panggung, Loudness, pada Selasa, 12 November malam.

Hard Rock Cafe selaku penyelenggara menyadari, musik rock tidak akan pernah mati. Itulah mengapa embel-embel 'rock' pada nama kafenya tidak pernah mereka copot (oke, ini cuma intermeso). Tapi, fakta kehadiran sejumlah sub genre musik kekinian yang digandrungi kalangan milenial memang membuat musik berdistorsi ini seperti kurang menyalak. 

Kita bicara tentang sebuah event besar. Khusus di Jakarta, Ibu Kota yang selalu menjadi kiblat dunia hiburan, penyelenggaraan konser musik rock berskala akbar bisa dihitung dengan jari. Yang paling anyar, Jakarta Rock Space. Diklaim penyelenggaranya bakal menjadi gerbang pembuka gelaran event rock akbar, nyatanya batal dilaksanakan.

Tidak ada yang salah dengan fenomena perputaran tren musik seperti ini. Karena setiap tren akan terus berputar layaknya roda. Bedanya, rock bukanlah genre musiman. Jenis musik yang satu ini akan tetap hidup, baik melalui jalur bawah tanah maupun permukaan. 

Sementara genre yang hadir karena permintaan pasar, akan hilang bagai debu ditiup angin. Tidak percaya? Dulu, invasi musik melayu dan boy group sebatas numpang lewat, sementara EDM (Electronic Dance Music) tinggal menunggu tanggal 'mainnya'.

Bukti terpampang nyata ketika Minoru Niihara (vokal), Akira Takasaki (gitar), Masayoshi Yamashita (bass), dan drumer additional Ryuichi Nishida (drum) menggebrak dalam rangkaian tur Thunder in the East. Penampilan mereka tidak habis dimakan usia.

Tak kurang dari 15 lagu - termasuk solo drum - disemburkan Loudness di atas panggung. Mulai dari Soul on Fire, I'm Still Alive, Crazy Nights, Like Hell, Heavy Chains, Go For Broke, Until I See The Light, Kama Sutra hingga In My Dreams. Penonton terlihat antusias menjurus 'gila'.

Seperti halnya sebuah pertunjukan konser rock/metal lainnya. Para pemuja Minoru dkk tidak berdiam diri layaknya nonton wayang. Setiap nada yang berkumandang dari atas panggung direspons dengan gairah. Tapi, mereka cukup sadar diri mengingat usia yang sudah tidak muda lagi.

Ya, berdirinya Loudness sejak tahun 1981 menggambarkan kisaran usia para penggemarnya. Mereka datang untuk bernostalgia dan mengingat masa remaja. Tak perlu heran jika sebagian di antaranya membawa istri atau suami.

Memang masih ada beberapa penonton yang khilaf. Membentuk circle pit sambil moshing dan headbanging tipis-tipis namun diakhiri dengan napas 'ngos-ngosan' sambil memijit-mijit leher dan pinggang. Energi full power yang dilontarkan Loudness benar-benar membuat orang lupa akan kondisi dan usianya.

So Lonely, yang dicomot dari album Hurricane Eyes (1987) jadi bukti. Kur penonton pada bagian interlude lagu ini membuat venue bergetar. Bukan karena suara bisingnya, melainkan karena bobot emosional yang bersemayam dalam diri para penonton. 

Meski demikian, ada juga momen kocaknya. Selepas membawakan So Lonely, dengan penuh kepercayaan diri, Minoru berteriak lantang; "Lagu berikutnya, Crazy Doctor!"  Tapi para personel Loudness lainnya malah tidak merespons apa-apa.

Akira lalu bilang: "No! Wrong song!" dengan dialek Jepang-nya yang kental. Para penonton pun tertawa. Tapi, Minoru terlihat cuek seakan tak peduli dengan kesalahan yang dilakukannya. 

Berdasarkan repertoar yang diterima VOI dari pihak Hard Rock Cafe beberapa saat sebelum konser, lagu yang seharusnya dibawakan adalah This Lonely Heart. Setelah itu, baru Crazy Doctor sebagai pengantar menuju sesi encore.

Loudness kembali ke atas panggung dengan dua lagu penutup; In the Mirror dan S.D.I yang membuat penonton mencapai klimaks. Buat mereka yang tidak menonton penampilan Minoru dkk delapan tahun lalu dalam rangkaian Rockinland Festival, malam itu benar-benar dipuaskan.

Yang harus kalian tahu. Tur ini merupakan upaya Loudness dalam memperkenalkan album Rise To Glory yang dirilis via label earMUSIC sejak Januari tahun lalu. Setelah Jakarta, Loudness dijadwalkan menerjang Hard Rock Cafe Bali, Rabu, 13 November.