Bagikan:

JAKARTA - Tidak mudah membesarkan anak remaja laki-laki. Terutama semakin banyak tantangan di era teknologi internet ini-cyber bullying, tekanan dari teman sebaya, tuntutan akademis, dan lainnya.

Semua orang tua tentu ingin anak laki-lakinya tumbuh menjadi sosok yang berkualitas. Bermacam cara dilakukan mulai dari memilihkan sekolah terbaik, mengikutkan berbagai klub bakat-minat, mendaftarkan les, maupun membawanya bertemu banyak orang.

Semua hal itu memang baik. Sayangnya, ada beberapa kesalahan yang mungkin tanpa disadari dilakukan dalam mendidik anak laki-laki kita.

Berharap Mereka Tak Pernah Sedih

Merasakan berbagai emosi merupakan hal yang manusiawi. Seringnya orang tua berharap agar anak laki-lai mereka bebas dari perasaan sedih, menangis, dan berharap mereka selalu tegar. Padahal, semua ekspresi baik itu kesedihan, frustrasi, malu, bangga, takut, malu, cinta, keinginan, keberanian, rasa tidak aman adalah wajar.

Justru, ketika Anda melarang mereka untuk mengekspresikan kesedihannya, ada beberapa dampak negatif yang akan dialaminya dan terbawa sampai dewasa kelak. 

Berasumsi Mereka Tidak Pernah Jadi Korban

Lingkungan yang menganggap laki-laki lebih kuat umumnya akan fokus memerhatikan keselamatan dan keamanan anak perempuan saja. Mereka lupa bahwa anak laki-laki juga bisa jadi korban, baik itu korban bullying. Bullying pada anak laki-laki sering kali malah bisa berujung pada kekerasan fisik. Ketahui Beda Bullying pada Anak Laki-laki dan Perempuan.

Mengharuskan Mereka Hebat dalam Bidang Olahraga

“Anda tidak pernah harus hebat dalam olahraga,” ujar Joanna Schroeder, penulis feminis yang merupakan penulis rekanan Western States Center Resource Guide For Parents On The Subject Of Teaching Children Media Literacy In The Age Of Modern American Extremism, melansir Parenting, Jumat, 25 Maret.

Menurutnya, banyak orang yang berpikir bahwa pria sejati harus jago olahraga. Padahal, Setiap anak memiliki bakat dan minat masing-masing. Memaksakan anak yang minatnya ada di bidang sains, teknologi, seni, atau bahasa untuk menyukai bidang olahraga hanya akan mengurung kemampuan mereka sebenarnya.

Tidak Melarang Membuat atau Menertawakan Lelucon Seksis

Pernah mendengar sekelompok anak laki-laki remaja yang membuat lelucon seksis dan kebanyakan korbannya adalah perempuan? Hal ini adalah sesuatu yang sangat tidak bermoral dan tidak dapat dibenarkan.

Tegaskan kepada anak dari awal untuk menghargai setiap orang dan tidak membuat lelucon seksis, termasuk ikut tertawa bila hal itu dilontarkan oleh orang lain.

Berhenti Memeluk Mereka saat Mereka Tumbuh Dewasa

Banyak orang tua beranggapan bahwa anak laki-laki apalagi jika sudah memasuki usia remaja, akan malu jika dipeluk orang tua. Padahal, sentuhan fisik adalah hal yang lumrah diberikan sebagai bentuk kasih sayang, apalagi bila bahasa cinta anak Anda memang physical touch. Hal ini juga mengajarkan anak-anak tentang kontak fisik yang tulus. Jadi, tak ada salahnya.