Bagikan:

JAKARTA - Tujuh bulan menjalani karantina, tampaknya masih banyak masyarakat yang belum terbiasa dengan aktivitas jarak jauh. Di Boston, orang tua yang tidak terima dengan sistem belajar daring malah memilih mengadakan pesta untuk 60 murid.

Melansir dari Daily Mail pada Rabu, 23 September, pasangan suami istri beserta anaknya yang duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA) mengadakan pesta untuk 60 murid setelah sekolah mereka mengubah sistem pembelajaran menjadi belajar daring.

Diketahui pada 11 September, polisi mendatangi sebuah pesta di Sudbury yang terletak tidak jauh dari Boston. Sebanyak 60 murid itu menghadiri pesta tersebut, mereka tidak memakai masker dan menjalankan penjarakan sosial (social distancing).

Lima belas anak berhasil kabur ke hutan di sekitar tempat tersebut. 13 anak lainnya yang berhasil diamankan memberikan keterangan palsu sehingga menyulitkan polisi untuk mencari tahu identitas mereka.

Orang tua yang mengadakan acara tersebut didakwa memberikan alkohol kepada anak di bawah umur dan melanggar aturan social distancing. Mereka dianggap melanggar aturan dan akan menjalani sidang di Framingham District Court.

Pesta itu diselenggarakan setelah sekolah mereka, Lincoln-Sudbury Regional High School memilih belajar secara daring sejak semester baru sekolah dibuka.

Pihak sekolah pun sempat ingin mencoba metode baru, di antaranya model hybrid di mana beberapa murid akan bergantian berdatang ke sekolah untuk belajar. Tetapi pekan berikutnya, sekolah menyatakan mereka tetap menjalani belajar secara daring dan hal ini menimbulkan kekecewaan bagi para murid.

Karena keterangan palsu, pihak sekolah juga sulit mengidentifikasi anak-anak yang mengikuti acara tersebut.

Pihak Kesehatan Sudbury kini meminta siapa pun yang menghadiri pesta tersebut untuk menjalankan tes terkait COVID-19 dan memberi informasi kepada departemen medis di sekolah jika murid itu mulai menunjukan gejala virus corona.