JAKARTA - Konser Travis Scott yang menewaskan 8 orang penonton dan puluhan luka-luka menghasilkan lebih dari selusin tuntutan hukum dari para korban dan keluarga. Mereka mengajukan tuntutan terhadap beberapa terdakwa, termasuk Scott dan promotor konser Live Nation Entertainment Inc dan ScoreMore.
Tuntutan hukum umumnya menuduh Live Nation bertindak lalai dengan gagal membuat dan menegakkan protokol keselamatan yang memadai, gagal memberikan keamanan yang memadai, dan gagal mempertahankan pengendalian massa yang tepat.
Live Nation mengeluarkan pernyataan pada hari Senin, 8 November, yang mengatakan perusahaan "akan menangani semua masalah hukum pada waktu yang tepat." Perwakilan Scott menolak berkomentar tentang gugatan perdata yang diajukan.
Sementara itu, seorang saksi mata sekaligus saudara dari korban jiwa Danish Baig, Basil Baig, memberikan kesaksiannya.
"Begitu Travis Scott keluar, itu menjadi gila. Orang-orang mulai meninju, mendorong dan melakukan hal-hal yang menghebohkan satu sama lain. Tidak ada ruang untuk bernafas," kata Baig dikutip dari ANTARA.
"Kami menginginkan keadilan untuk Danish dan semua anak-anak, keluarga, serta mereka yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Kami akan mendapatkan keadilan dari Travis Scott. Andalah yang bertanggung jawab. Tangan Anda berlumuran darah, bung," imbuhnya.
Pengacara Tony Buzbee mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin, 8 November bahwa perusahaannya berencana untuk menuntut atas nama Axel Acosta (21) yang meninggal di festival tersebut, dan setidaknya 34 korban lainnya.
"Sudah jelas bahwa konser ini direncanakan dengan sangat buruk," kata Buzbee kepada wartawan. Dia mengatakan bahwa rekaman video dari acara yang diunggah ke media sosial sebelum dan selama lonjakan massa yang mematikan pada hari Jumat, 5 November, menunjukkan adegan "kekacauan murni dan total."
"Axel meninggal di tanah berlumpur dari konser yang dia hadiri untuk bersenang-senang," kata Buzbee.
"Baik Travis Scott maupun rombongan ... promotor, penyelenggara, atau sponsor tidak cukup peduli pada Axel untuk melakukan upaya minimal untuk menjaga dia dan orang lain di konser tetap aman," imbuhnya.
BACA JUGA:
Berbagai tuntutan yang memanas berdampak pada turunnya saham promotor Live Nation sebesar 5,4 persen pada Senin, 8 November. Perusahaan lalu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah bertemu dengan pihak berwenang dan menyerahkan asemua rekaman video konser.
Live Nation juga mengatakan telah menawarkan pengembalian uang (refund) kepada peserta dan berencana untuk memberikan konseling kesehatan mental dan membantu membayar biaya pengobatan bagi para korban.
Polisi telah membuka penyelidikan kriminal atas insiden tersebut, dan Hakim Lina Hidalgo, telah menyerukan penyelidikan independen.
Roderick Payne, pakar pengendalian massa yang perusahaannya menyediakan keamanan untuk acara berskala besar, mengatakan kepada Reuters bahwa pihak berwenang akan meninjau rencana keamanan dan menentukan apakah ada kesalahan.
Tetapi, dia juga mengatakan ada batasan seberapa banyak keamanan yang bisa dilakukan ketika berhadapan dengan kerumunan besar seperti konser Travis Scott. "Anda tidak dapat mencegah 50 ribu orang menginjak-injak siapa pun," katanya.