Bagikan:

JAKARTA - Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November untuk mengingat pertempuran Surabaya yang terjadi pada 1945. Peristiwa tersebut diawali insiden perobekan Bendera Merah Putih Biru di atas Hotel Yamato pada 19 September 1945.

Kemudian Presiden Soekarno memerintahkan untuk gencatan senjata pada 29 Oktober 1945. Pertempuran kembali pecah pada 30 Oktober 1945. Pada pertempuran tersebut, jumlah kekuatan tentara sekutu sekitar 15.000 pasukan.

Sekitar 6000 rakyat Indonesia pun gugur dalam pertempuran di Surabaya itu. Pertempuran tersebut terjadi selama tiga minggu. Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 itu pun ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959.

Untuk mengenang kembali semangat perjuangan, tvOne akan menayangkan film spesial sejarah, Merdeka atau Mati Soerabaia 45 pada hari Minggu, 07 November 2021, pukul 20.00 WIB.

Merdeka atau Mati Soerabaia 45 merupakan sebuah film perjuangan Indonesia yang dirilis pada tahun 1990. Film ini disutradari oleh Imam Tantowi dan dibintangi oleh Nyoman Swadayani, Leo Kristi dan Usman Effendy.

Proklamasi Kemerdekaan berkumandang, namun rakyat Surabaya seolah tidak percaya kalau proklamasi tersebut benar adanya. Proklamasi disambut gembira oleh rakyat. Jepang masih berkuasa namun sudah tidak memiliki taji lagi, kemerdekaan Indonesia seolah tidak dianggap oleh Jepang.

Indonesia kemudian harus memiliki angkatan laut dan merebut semua pangkalan yang ada di Surabaya dari tangan Jepang. Sementara itu usaha untuk melucuti senjata Jepang juga dilakukan.

Jepang sebenarnya sudah kalah akibat Perang Dunia ke 2 yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki. Sehingga secara defacto kepemimpinan dan penjajahan Jepang di Indonesia sudah tidak memiliki kekuatan lagi.

Pemuda-pemuda Surabaya kemudian membentuk gerakan merah putih untuk menuntut kemerdekaan RI. Kisah perang yang kemudian terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November di Surabaya. Antara lain tokoh pembakar semangat, Bung Tomo, perobekan bendera Belanda, tertembaknya jendral Inggris dan lain lain. Film ini seolah rekonstruksi  visual  kisah heroik  dari kacamata rakyat biasa.