In Order To Maintain Stability, OJK Supports Strengthening Capital In The Financial Services Sector
Chairman of the OJK Audit Board Sophia Isabella Wattimena. (Photo: Doc. Antara)

JAKARTA - The Financial Services Authority (OJK) supports strengthening the capital of financial service institutions in maintaining financial service sector stability amid global uncertainty. "The risk challenges faced by the financial services sector in 2024 include the end of the COVID-19 stimulus policy, strengthening the capital of financial service institutions," said OJK Audit Board Chair Sophia Isabella Wattimena in Jakarta, quoted from Antara, Saturday, March 16. Strengthening of capital is also needed to support the transformation of business processes. Strengthening of capital can be done independently and consolidated.

Selain itu, sektor jasa keuangan (SJK) juga menghadapi tantangan risiko berupa penerapan standar akuntansi keuangan baru di SJK, penerapan dan penegakan hukum Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) dan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Massal di SJK sehubungan dengan keanggotaan penuh Indonesia pada Financial Action Taks Force (FATF).Seiring berkembangnya tantangan interkoneksi dan kompleksitas risiko, OJK sebagai regulator terus berupaya menguatkan sektor jasa keuangan melalui berbagai kebijakan, termasuk fungsi Governance, Risk, and Compliance (GRC).OJK juga akan terus meningkatkan kolaborasi dan mendorong sinergi seluruh pemangku kepentingan, termasuk profesi manajemen risiko, agar dapat memperkuat kompetensi di bidang GRC dan teknologi informasi serta memberikan nilai tambah yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan dengan tetap menjaga prinsip governansi yang baik, integritas, dan fokus pada aspek keberlanjutan.Menurut Sophia, penguatan peran profesi manajemen risiko di sektor jasa keuangan sangat diperlukan karena perkembangan industri jasa keuangan dan perekonomian yang sangat cepat."Setiap risiko di era kini terkoneksi satu sama lain dan memiliki pola yang kompleks, saling terhubung dan mempengaruhi bisnis industri, pemerintah, maupun masyarakat,” ujarnya.

He said cyber security, business continuity, and human resources (HR) became three top risk organizations in the Asia Pacific region. In line with this, issues related to business continuity and human resources are the top risk in Indonesia, coupled with the risk of economic slowdown. For this reason, OJK also encourages the strengthening of integrity and professional competence in the field of risk management in the financial services industry which is important in an effort to improve the quality of risk prevention.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)