JAKARTA - Belum lama ini, Rancangan Undang-Undang yang akan melarang TikTok beroperasi di negara tersebut telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat.
Mengambil langkah lebih lanjut, beberapa laporan yang ditemukan Engadget menemukan bahwa TikTok mulai mengirimkan pesan kepada penggunanya, untuk meminta mereka memberitahu senator betapa pentingnya aplikasi tersebut.
“Dewan Perwakilan Rakyat baru saja memutuskan untuk melarang TikTok, yang berdampak pada 170 juta orang Amerika seperti Anda. Sekarang, jika Senat memberikan suara, masa depan kreativitas dan komunitas yang Anda sukai di TikTok bisa ditutup,” tulis pesan tersebut.
Selain itu, TikTok juga menyebutkan, “Suara Anda dapat melindungi komunitas yang Anda cintai. Beritahu Senator Anda betapa pentingnya TikTok bagi Anda. Minta mereka untuk memilih ‘tidak’ pada larangan TikTok.”
Setelah RUU larangan TikTok disahkan, CEO TikTok Shou Zi Chew sempat mengatakan bahwa hasil pemungutan suara yang dilakukan oleh anggota DPR sangat mengecewakan dan melenceng dari fakta yang terjadi.
また読む:
Perbedaan larangan TikTok ini sebenarnya sudah ada dari beberapa tahun lalu. Di mana pemerintah AS selalu mencurigai aplikasi tersebut mengumpulkan data sensitif pengguna AS untuk diberikan ke pemerintah China.
Maka dari itu, jika masih ingin aplikasinya beroperasi di negara itu, TikTok harus menjual sahamnya. Namun, Shou menegaskan bahwa data para pengguna TikTok di AS terjaga dengan aman dari pihak mana pun, tak terkecuali dari pemerintah China.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)