JAKARTA - Calon Gubernur (cagub) Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung merespons soal kehadiran politkus PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon yang ikut hadir dalam pertemuan cagub nomor urut 1 Ridwan Kamil dengan Presiden ke-7 Joko Widodo.
Sebagai sesama politikus senior PDIP, Pramono menilai kondisi tersebut merupakan wujud negara demokrasi.
"Mau hadir, mau apa aja, monggo aja. Namanya negara demokrasi," kata Pramono kepada wartawan, dikutip Rabu, 20 November.
Mantan Sekretaris Jenderal PDIP ini menilai, sikap Effendi yang menunjukkan keberpihakan kepada paslon pesaingnya ini merupakan urusan personal dan tidak membawa nama partai.
"Demokrasi itu, urusan pribadi, lah," ucap Pramono.
Pada Senin, 18 November kemarin, RK kembali bertemu dengan Jokowi di kafe bilangan Jakarta Pusat. Pertemuan itu diramaikan para elite partai KIM Plus beserta influencer. Lalu, kehadiran Effendi disinggung oleh ketua tim pemenangan RK-Suswono, Ahmad Riza Partria.
“Di sini ada yang spesial, Pak Jokowi. Dari PDI Perjuangan ada Effendi Simbolon. Ini kader PDI Perjuangan yang mendukung Ridwan Kamil,” ungkap Riza.
Dalam pertemuan itu, RK bersama sejumlah perwakilan partai pendukung dan relawan mendengar arahan serta pengalaman Jokowi selama memimpin Kota Solo, Jakarta, dan sebagai presiden.
Usai menyatakan dukungannya, Jokowi mengungkapkan RK memiliki rekam jejak yang mumpuni dengan segala pengalamannya sebagai pemimpin, sehingga sangat layak memimpin Jakarta.
また読む:
"Beliau merupakan sosok yang tepat memimpin Jakarta dengan semua tantangan permasalahan yang ada, karena telah berpengalaman membangun Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat (Jabar)," tutur Jokowi.
Jokowi mengungkapkan, RK telah terbukti mampu menata Kota Bandung lebih baik. Begitu juga dengan ruang lingkup yang lebih besar yakni sebagai Gubernur Jabar.
Selain pengalaman itu, menurut Jokowi, RK juga memiliki latar belakang ilmu yang tepat untuk membangun Jakarta menjadi urban atau perkotaan yang maju dan humanis.
"Beliau memiliki latar belakang keilmuan yang mumpuni. Dia seorang arsitek, sehingga terbukti kapasitasnya membangun perkotaan," ujar mantan Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta tersebut.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)