JATIM - Seekor buaya endemik Bengawan Solo kembali muncul di Desa Kebonagong, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim).
"Kemunculan buaya asli Bengawan Solo itu diketahui setelah adanya laporan masyarakat sekitar empat hari yang lalu, Senin (11 Maret)," kata Kabid Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Bojonegoro, Zaenul Ma’arif di Jawa Timur, Kamis 14 Maret, disitat Antara.
Setelah petugas mendatangi lokasi, buaya tersebut berada di tepi Bengawan Solo, tepatnya di belakang kandang kambing warga.
"Lokasi kemunculan buaya, sama seperti laporan dua bulan yang lalu. Kemungkinan buaya tersebut muncul lagi, karena kondisi banjir Bengawan Solo," tuturnya.
Arif, panggilan akrab Zainul Ma'arif menjelaskan kemungkinan panjang buaya mencapai 1,6 meter, dan pergerakannya hanya di seputaran lokasi Desa Kebonagong, Kecamatan Padangan serta ke seberang Bengawan Solo yakni di Desa Tembeling, Kecamatan Kasiman.
"Buaya tersebut memakan biawak, tikus maupun ikan. Sementara ini hewan ternak warga masih aman dan masyarakat sekitar belum ada yang melapor kehilangan hewan ternaknya," kata Arif.
また読む:
Beberapa waktu lalu petugas Damkarmat Kabupaten Bojonegoro juga sempat menangkap buaya dengan panjang 2,5 meter berjenis betina di pertemuan sungai besar dengan Bengawan Solo, atau lokasinya hanya sekitar 100 meter dari tempat kejadian perkara (TKP) kemunculan buaya saat ini. Buaya tersebut telah diserahkan ke BKSDA.
Lebih lanjut Arif mengatakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan Dinas Damkarmat Kabupaten Bojonegoro telah memasang pengumuman terkait kemunculan buaya sejak dua bulan yang lalu.
"Saat kemunculan buaya kemarin sebetulnya akan ditangkap, namun buaya tersebut lari ke tengah Bengawan Solo. Bahkan jebakan jerat dan kerangkeng juga sudah dipasang sekitar lokasi kemunculan buaya," tuturnya.
Arif mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati saat beraktivitas di Bengawan Solo.
"Meskipun buaya tersebut belum membahayakan masyarakat, petugas akan terus patroli dan mengevakuasi buaya agar tidak mengancam warga," tandasnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)