シェア:

YOGYAKARTA – Profil dan kekayaan Henri Alfiandi mendapat sorotan dari masyarakat setelah ia ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). diduga menerima suap dengan nilai mencapai Rp88,3 miliar.

Seperti diketahui, Henri Alfiandi adalah mantan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas). Dugaan suap yang diterima Henri berasal dari beberapa proyek pengadaan barang dan jasa yang dilakukan di Basarnas mulai tahun 2021 sampai 2023. Di luar dari kasus tersebut, berikut ini profil dan kekayaan Henri Alfiandi.

Profil dan Kekayaan Henri Alfiandi

Henri Alfiandi lahir pada  24 Juli 1965 di Magetan, Jawa Timur. Masa kecilnya dihabiskan di Magetan, termasuk pendidikan tingkat dasar yang ditempuh di SD Angkasa Lanud Iswahjudi, Maospati, Magetan. Sedangkan pendidikan tingkat menengah atas (SMA) ditempuh di SMAN 1 Madiun sampai 1985.

Pendidikan di bidang kemiliteran Henri dimulai di Yogyakarta. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta dan berhasil lulus pada tahun 1988. Selanjutnya ia menempuh pendidikan di Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Usara (Sekkau) tahun 1997.

Setelah selesai dari Sekkau, Henri kemudian melanjutkan program kemiliteran di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau). Pendidikan di bidang militernya terus berlanjut. Henri juga sempat berada di Lehrgang Generalstabs/Admiralstabsdienst Mit Internationaler Beteiligung (LGAI) Jerman tahun 2007. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di The Legion of Merit (2012).

Setelahnya, Henri berhasil lolos seleksi dan masuk di Sekolah Staf dan Komando TNI (Sesko TNI) (2013) dan lanjut di US Air War College di Alabama tahun 2015.

Setelah menyelesaikan berbagai pendidikan di bidang militer, Henri Alfianda tidak lantas bergabing ke Basarnas. Sebelum menjadi Kepala Basarnas, ia adalah Jenderal di TNI AU bintang tiga. Henri menjabat sebagai Kepala Basarnas pada tahun 2021. Ia dilantik oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tepatnya pada 4 Februari 2021 menggantikan Marsekal Madya (Pur) Bagus Puruhito yang memasuki masa pensiun.

Henri Alfiandi kemudian ditarik oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan ditempatkan menjadi perwira tinggi Mabes TNI AU di usianya ke-58 tahun. Hal itu dilakukan karena Henri telah memasuki masa pensiun. Jabatannya sebagai Kabasarnas kemudian diisi oleh Marsekal Madya Kusworo, mantan Komandan Sesko TNI.

Selama berkarier di bidang kemiliteran, Henri Alfianda memiliki harta kekayaan sebesar Rp10,9 miliar. Informasi tersebut sebagaimana tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan 24 Maret 2023.

Kekayaan mantan Kabasarnas Henri Alfiandi terdiri dari tanah hingga kendaraan. Henri tercatat memiliki tanah di Pekanbaru dengan luas 476 meter persegi bernilai Rp170 juta. Ada juga tanah dengan luas 469 meter persegi dengan nilai Rp170 juta.

Henri juga tercatat memiliki tanah di Kampar dengan luas 400.000 meter persegi senilai Rp1,3 miliar, ada juga tanah seluas 590.000 meter persegi dengan nilai Rp1,5 miliar, serta tanah seluas 56.000 meter persegi dengan nilai Rp1,68 miliar.

Kendaraan yang dimiliki Henri juga memiliki nilai fantastis karena mencapai Rp1,045 miliar dengan rincian mobil Nissan Grand Livina (2012) dengan nilai Rp60 juta, Fin Komodo IV tahun 2019 nilai Rp60 juta, mobil Honda CRV tahun 2017 nilai Rp275 juta,

Selain mobil, Henri juga memiliki pesawat terbang Zenith 750 STOL tahun 2019 dengan nilai Rp650 juta.

Dalam LHKPN, Henri juga memiliki harta bergerak lain dengan nilai Rp452 juta, memiliki kas dan setara kas dengan nilai Rp4,056 miliar, dan harta lain dengan nilai Rp600 juta. Total harta kekayaan Henri Alfiandi adalah Rp10.973.754.000.

Itulah informasi terkait profil dan kekayaan Henri Alfiandi. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)