シェア:

JAKARTA - Amerika Serikat akan berhenti mengembangkan rudal jelajah yang diluncurkan di laut dengan hulu ledak nuklir, dokumen Pentagon yang dirilis pada Hari Kamis mengatakan, meskipun pejabat militer senior secara terbuka merekomendasikan untuk mempertahankannya.

Keputusan untuk membatalkan rudal jelajah yang diluncurkan dari kapal selam, dapat membantu Presiden Joe Biden menjawab seruan dari sesama Demokrat untuk mengurangi persenjataan nuklir Amerika, tanpa mengorbankan komponen utama dari "triad" nuklirnya dari rudal balistik antar benua berbasis nuklir, pesawat pengebom berkemampuan nuklir dan senjata nuklir yang diluncurkan dari kapal selam.

Namun, tidak jelas apakah Kongres, yang bisa berada di bawah kendali Partai Republik setelah pemilihan bulan depan, akan menolak upaya untuk membatalkannya.

Pemerintahan Presiden Biden merilis tiga dokumen pada Hari Kamis: Strategi Pertahanan Nasional, Tinjauan Postur Nuklir, dan Tinjauan Pertahanan Rudal. Bersama-sama, mereka menyusun prioritas militer untuk tahun-tahun mendatang, menggarisbawahi Washington akan mempertahankan "standar yang sangat tinggi untuk pekerjaan nuklir."

Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, militer membuat keputusan pada tahun 2018 untuk mengembangkan rudal jelajah laut bersenjata nuklir baru, dengan fokus pada ancaman dari Rusia.

rudal tomahawk
Peluncuran rudal Tomahawk dari kapal selam AS. (Wikimedia Commons/U.S. Navy photo)

Tetapi, pemerintahan Presiden Biden mengatakan dalam tinjauannya, program rudal jelajah yang diluncurkan dari laut (SLCM-N) tidak perlu dan akan dibatalkan karena Amerika Serikat sudah memiliki "sarana untuk mencegah penggunaan nuklir terbatas."

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada wartawan, militer tidak membutuhkan SLCM-N karena sudah ada cukup kemampuan dalam inventaris nuklir.

"Saya tidak berpikir ini mengirim pesan apa pun kepada Presiden Putin. Dia mengerti apa kemampuan kami," kata Menteri Austin ketika ditanya apakah penghapusan itu akan mengirim pesan berbahaya ke Rusia dan China, melansir Reuters 28 Oktober.

Pada Bulan April, jenderal top AS Mark Milley mengatakan kepada anggota parlemen, posisinya mengenai SLCM-N tidak berubah dan dia percaya beberapa opsi diperlukan.

Ditanya apakah ada pejabat militer yang merekomendasikan pembatalan SLCM-N, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan dalam sebuah pengarahan, "suara semua orang telah didengar."

Pejabat itu menambahkan program itu dibatalkan karena meskipun telah didanai penuh, rudal tidak akan siap sampai tahun 2035.

"Seperti yang ada sekarang, tidak perlu mengembangkan SLCM-N," ungkap pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu.

Diketahui, salah satu program dari Pemerintahan Trump yang 'disimpan' Joe Biden adalah rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam W76-2, yang diluncurkan Pentagon pada tahun 2020 untuk mengatasi potensi penggunaan senjata nuklir taktis.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)