シェア:

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, konsumsi elpiji 12 kilogram (Kg) semakin menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019.

Padahal, kata dia konsumsi BBM non subsidi ini seharusnya meningkat di tengah ekonomi yang membaik pascapandemi COVID-19.

"Tahun 2019 dulu yang membeli 12 kilo yang nonsubsidi jumlah volumenya itu 900.000 ton, sekarang turun jadi 600.000 ton," ujar Arifin yang dikutip Selasa, 17 Oktober.

Arifin menyebut hal ini disebabkan ada sekitar 1,5 juta ton elpiji yang keluar dari jalur distribusi.

"Mestinya kan naik, ekonomi sudah membaik ini turun. Kemudian ada 1,5 juta ton barang yang keluar dari jalur distribusi sampai ke pengecer," lanjut Arifin.

Untuk itu, ia memastikan, kementeriannya akan membereskan masalah tersebut sehingga penyaluran elpiji nonsubsidi berjalan sesuai dengan peruntukannya.

Pada kesempatan yang sama Arifin juga menyebut pemerintah akan mengevaluasi rantai pasok gas elpiji 3 Kg yang yang dinilai terlalu panjang.

Jika dibandingkan dengan penyaluran pupuk. Padahal penerima elpiji subsidi berjumlah 60 juta rumah tangga sementara subsidi pupuk hanya sebesar 16 juta kompok tani.

"Jadi pupuk ada 16 juta konstituen sedangkan elpiji 60 juta. Di pupuk ada 27.000 penyalur dan elpiji ad 245 penyalur," pungkas Arifin.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)