Hamas Tegaskan Respons Terhadap Proposal Gencatan Senjata Positif dan Membuka Peluang Tercapainya Kesepakatan
JAKARTA - Kelompok militan Palestina Hamas menegaskan kembali, respons mereka terhadap proposal gencatan senjata baik dan membuka jalan tercapainya kesepakatan.
Izzat al-Rishq, anggota biro politik Hamas mengatakan, Hamas dan faksi-faksi Palestina telah menanggapi proposal gencatan senjata Israel secara positif dan serius, sehingga membuka peluang tercapainya kesepakatan.
Sebaliknya, ia menuduh media Israel melakukan hasutan dan berusaha untuk menghindari kewajiban-kewajiban perjanjian.
"Tanggapan Hamas dan faksi-faksi Palestina terhadap proposal gencatan senjata itu bertanggung jawab, serius dan positif. Tanggapan tersebut konsisten dengan tuntutan rakyat dan perlawanan kami dan membuka jalan lebar untuk mencapai kesepakatan," ujarnya, melansir CNN 12 Juni.
"Hasutan media Israel terhadap tanggapan Hamas merupakan indikasi upaya untuk menghindari kewajiban perjanjian," kata al-Rishq.
Diberitakan sebelumnya, seorang pejabat Israel mengatakan pada Hari Selasa, negara tersebut telah menerima jawaban Hamas dari para mediator, mengatakan kelompok militan itu "mengubah semua parameter utama dan paling berarti," seperti dikutip dari Reuters.
Pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Hamas "telah menolak usulan pembebasan sandera yang diajukan oleh Presiden Biden."
Sementara, pejabat Hamas, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters, tanggapan tersebut menegaskan kembali pendiriannya bahwa gencatan senjata harus mengarah pada akhir permanen permusuhan di Gaza, penarikan pasukan Israel, pembangunan kembali daerah kantong Palestina dan pembebasan tahanan Palestina di Israel.
また読む:
"Kami menegaskan kembali pendirian kami sebelumnya. Saya yakin tidak ada celah besar. Bola sekarang ada di halaman Israel," katanya
Diketahui, rencana AS secara garis besar mengatur gencatan senjata dan pembebasan bertahap sandera Israel di Gaza dengan imbalan warga Palestina yang dipenjara di Israel, yang pada akhirnya mengarah pada berakhirnya perang secara permanen.
Ini akan menjadi rencana tiga fase yang dimulai dengan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan militer Israel dari daerah berpenduduk di Gaza dan pembebasan beberapa sandera sementara "pengakhiran permanen permusuhan" dinegosiasikan melalui mediator.