Adil Hakim, Ketua Umum Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) 2024–2028, punya salah satu program menarik yaitu Indonesia Aktif. Lewat program ini, diharapkan tujuan organisasi yang ingin membuat masyarakat sehat dan gembira bisa diwujudkan.
***
Program KORMI ini ternyata seirama dengan kampanye yang diusung WHO (World Health Organization – Organisasi Kesehatan Dunia) dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia pada 7 April 2025. Kampanye yang diusung adalah Healthy beginnings, hopeful futures atau Awal yang sehat, masa depan penuh harapan.
Jika KORMI menyasar seluruh masyarakat, besar kecil, tua muda, kampanye yang digaungkan WHO fokus pada ibu dan bayi yang baru lahir. Mulai dari masa kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan, termasuk pemulihan ibu serta tumbuh kembang anak agar menjadi anak yang sehat.
“KORMI bertujuan untuk memasyarakatkan olahraga, bukan hanya olahraga prestasi. Olahraga masyarakat memiliki tujuan untuk memperoleh kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan, membangun hubungan sosial, serta melestarikan budaya daerah dan nasional,” ujar Adil Hakim.
Saat ini, kata dia, ada 84 Induk Organisasi Olahraga (INORGA) di seluruh Indonesia yang bergabung dengan KORMI. Seperti diketahui, ada dua induk olahraga di Indonesia yaitu KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan KORMI. Jika KONI menaungi olahraga yang berorientasi pada prestasi untuk ajang Pekan Olahraga Daerah, Pekan Olahraga Nasional, hingga Olimpiade, maka KORMI menaungi olahraga masyarakat yang tidak berorientasi pada prestasi, seperti line dance, katapel, gasing, barongsai, lari trail, binaraga, dan lain-lain.
Karena beragamnya anggota dan banyaknya INORGA yang ada, Adil Hakim dan tim membuat program yang bersifat umum. Salah satu program unggulannya adalah Indonesia Aktif. “Ini adalah gerakan yang akan mempromosikan seluruh olahraga rekreasi masyarakat ke pemangku kepentingan, swasta, dan semua kalangan agar bisa berpartisipasi,” ujarnya kepada Edy Suherli, Bambang Eros, dan Irfan Meidianto dari VOI yang menyambanginya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, belum lama berselang.

Apa saja peran utama KORMI dalam mendorong olahraga masyarakat di Indonesia?
Terima kasih, saya mendapat kesempatan menjelaskan organisasi kami kepada masyarakat melalui VOI. KORMI adalah Komite Olahraga Masyarakat Indonesia. KORMI yang hadir sejak tahun 2000 dibangun dari berbagai cabang olahraga masyarakat yang sudah eksis di Indonesia. Kami punya peran untuk melestarikan dan mengembangkan olahraga yang ada di tengah masyarakat.
Jadi jenis olahraganya bukan yang ada dan mengikuti ajang seperti olimpiade?
Ya, jenis olahraga yang bergabung ke KORMI bukan yang ikut di ajang Olimpiade, Asian Games, SEA Games, atau PON dan sebagainya. Mungkin ada yang tidak terlalu familiar dengan cabang olahraganya, namun ini ada dan berkembang di kelompok masyarakat tertentu. Jadi olahraga yang sifatnya grassroots movement, dilakukan oleh publik.
Contohnya cabang olahraga apa saja yang masuk di KORMI ini?
Saat ini ada lebih dari 84 cabang olahraga masyarakat yang terdaftar di KORMI. Ada gasing, katapel, senam, dan lain-lain. Ada juga pecahan dari cabang olahraga prestasi, namun tidak ikut dalam ajang seperti olimpiade. Jadi olahraganya lebih bersifat hiburan. Olahraga yang berorientasi pada prestasi bergabung ke KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), sementara sisanya masuk ke KORMI.
Apa saja peran KORMI dalam mendorong masyarakat untuk berolahraga?
Olahraga itu sudah menjadi kebutuhan pokok, seperti makan. Lewat olahraga bisa membantu menyehatkan raga masyarakat. Dengan masyarakat aktif berkomunitas, sisi mentalnya juga bisa terbantu untuk sehat. Olahraga menjadi media untuk berteman dan bersosialisasi dengan sesama. Kita kadang tidak menyadari kalau hal ini juga penting. Di negara lain, negara hadir dalam membantu menyehatkan fisik dan mental rakyatnya melalui aktivitas seperti olahraga dan komunitas.
Efek komunitas ini adalah pertemanan. Dari situ secara sosial terbentuklah sebuah karakter sosial yang positif, karena harus mengetahui aturan-aturan dalam organisasi olahraga tersebut, aturan permainan olahraganya, dan berinteraksi satu sama lain dalam format sportif. Juga atribut positif lainnya seperti tenggang rasa dan toleransi semua terbentuk melalui komunitas ini.
Sebagai organisasi, apa saja program yang akan direalisasikan oleh KORMI ke depan?
Kami punya program yang diberi nama Indonesia Aktif. Ini adalah gerakan yang akan mempromosikan seluruh olahraga masyarakat ke pemangku kepentingan, swasta, dan semua kalangan agar bisa berpartisipasi. Kami akan menggelar sebuah festival olahraga yang bisa diikuti semua masyarakat tanpa kecuali, apa pun minat mereka dalam olahraga.
Akan ada juga Minggu Bugar, ini seperti car free day yang banyak dilakukan di berbagai kota. Induk organisasi olahraga yang ada di bawah KORMI akan kami libatkan dalam acara ini. Lewat program ini kami harapkan bisa lebih mempromosikan olahraga ke masyarakat. Setelah acara ini dilakukan di tingkat nasional, kami akan menduplikasinya ke provinsi, bahkan sampai ke kabupaten dan kota untuk menggelar acara serupa.

Saat ini kata Ketum KORMI Nasional Adil Hakim, ada 84 INORGA (Induk Organisasi Olahraga Rekreasi ) di seluruh Indonesia yang bergabung dengan KORMI. (Foto: Bambang Eros - VOI, DI: Raga Granada - VOI)
Apakah KORMI sudah bisa menjadi wadah bagi masyarakat untuk berkumpul dan berorganisasi?
KORMI ini inisiasinya berasal dari induk olahraga masyarakat yang sudah eksis. Jadi, jika KORMI tidak ada pun, olahraga di tengah masyarakat tetap akan berjalan karena merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Bahkan, ada induk organisasi olahraga yang sudah eksis sebelum Indonesia merdeka.
Induk organisasi olahraga apa itu?
Line dance. Ini adalah sebuah perkumpulan di mana olahraga menjadi benang merahnya. Saya sebagai ketua tinggal mengakomodasi perkumpulan olahraga untuk melaksanakan kegiatannya.
Apakah ada program untuk membawa olahraga masyarakat ini ke mancanegara?
Kami melakukannya secara bertahap (step by step), dan untuk saat ini fokus pada dalam negeri terlebih dahulu. Wilayah Indonesia ini sangat luas. Antara Pulau Jawa dan pulau-pulau lain masih ada kesenjangan. Namun, kami tidak menutup pintu untuk bersinergi dengan pihak luar dalam menggalakkan olahraga masyarakat.
Antara KORMI dan KONI seperti apa pembagian perannya?
Tantangan terberat saya adalah paradigma yang sudah terbentuk cukup lama, yaitu bahwa antara KORMI dan KONI seolah-olah tidak memiliki korelasi. Namun karena keduanya sama-sama menaungi olahraga, jadi tampak ada hubungan.
Apa yang dinaungi KORMI adalah kebutuhan dasar manusia untuk bersosialisasi, yang menggunakan olahraga sebagai mediumnya. Jadi, beraktivitas dengan sesama secara positif. Soalnya, kalau di rumah saja dan tidak banyak bergerak, bisa saja terkena obesitas. Bisa dengan balap karung, senam, atau olahraga apa pun yang sudah terbentuk secara organik di masyarakat.
Jika gerakan Indonesia Aktif berjalan, tentu akan mendorong lahirnya atlet yang punya potensi untuk bertarung di ajang olimpiade dan pekan olahraga. Jadi, tidak perlu fokus pada direct correlation, tapi lebih kepada total populasi yang aktif berolahraga. KONI sudah memiliki tugas untuk membina jalur prestasi, sedangkan KORMI berada di luar jalur itu. Jadi, masing-masing punya peran tersendiri. KORMI menggerakkan masyarakat untuk sehat, bugar, dan gembira. Aspeknya bukan kompetitif.
Pemerintah bisa membantu dengan menyediakan dan memberikan fasilitas agar masyarakat bisa mengakses tempat-tempat untuk berolahraga.
Seperti menyediakan ruang terbuka hijau untuk berolahraga?
Ya, salah satu inorga KORMI adalah Yayasan Jantung Sehat. Mereka membantu masyarakat untuk beraktivitas secara sehat. Lewat Kementerian Pariwisata, KORMI juga bisa bersinergi. Mereka dapat menggelar festival olahraga yang mampu mendongkrak sport tourism di daerahnya.
Kita bisa mencontoh Thailand dengan Muay Thai-nya. Dulu itu olahraga biasa, sekarang sudah menjadi industri dan mereka juga merambah ke negara lain. Olahraga tradisional kita juga bisa seperti itu. Langkah pertama: fokus di domestik dulu.
BACA JUGA:
Apakah ada upaya untuk mengarahkan masyarakat berolahraga dengan benar sehingga bisa membantu KONI dan induk organisasi yang bernaung di bawahnya mendapatkan atlet yang bagus?
Yang dilakukan KORMI adalah menyehatkan masyarakat melalui olahraga yang mereka tekuni secara organik. Kalau seluruh populasi sudah aktif berolahraga, saya optimis satu persen saja dari populasi itu akan serius menekuni cabang olahraga tertentu. Kalau masyarakat tidak gemar berolahraga, KONI akan kesulitan mencari atlet yang diharapkan bisa berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
Apa lagi yang akan dilakukan untuk meningkatkan perhatian publik terhadap KORMI?
Ketika kami menggalakkan Gerakan Indonesia Aktif, baik secara nasional maupun di tiap daerah, saya yakin perhatian masyarakat akan bertambah. Tagline-nya adalah mengaktifkan kegiatan masyarakat di seluruh daerah. Semua jenis olahraga yang ada di masyarakat, yang benar-benar tumbuh dari akar rumput (grassroots), bisa masuk dan bergabung dengan KORMI. Selama memenuhi persyaratan, akan kami terima dengan tangan terbuka.
Dengan adanya KORMI, kami bisa menjadi perantara antara pemerintah dan pihak swasta yang ingin mengoptimalkan potensi yang ada di masyarakat, khususnya olahraga yang tumbuh dan berkembang secara organik. KORMI bisa mengelola (manage) semua itu agar digunakan secara optimal dan efisien. Jadi, KORMI menjadi semacam hub atau portal untuk semua induk organisasi olahraga yang bergabung.
Sampai saat ini, sumber dana untuk kegiatan berasal dari mana saja?
Sejauh ini, dana berasal dari pemerintah, internal kami, dan kerja sama dengan pihak ketiga. Kolaborasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan agar program kerja bisa berjalan dan masyarakat, khususnya yang aktif dalam olahraga di bawah naungan KORMI, bisa merasakan manfaatnya melalui berbagai kegiatan dan program.
Olahraga prestasi memiliki ajang berkala. Bagaimana dengan KORMI?
Kami menyerukan kepada masing-masing pengurus KORMI daerah untuk menggelar kegiatan di wilayah mereka. Contohnya adalah acara Minggu Bugar di tiap ibu kota provinsi. Jika sudah terlaksana dengan baik di tingkat provinsi, akan dilanjutkan ke kabupaten dan kota. Bisa juga digelar sport festival setiap enam bulan sekali oleh KORMI daerah.
Ada juga expo atau pesta rakyat. Tidak ada aturan baku seperti Olympic Games—aturannya dibuat oleh KORMI sendiri. Kami juga menggelar pesta olahraga nasional dua tahun sekali. Dua tahun lalu digelar di Jawa Barat dengan partisipasi lebih dari 20 ribu peserta. Tahun 2025 ini akan digelar kembali acara serupa. Itulah yang telah dan akan kami lakukan.
Dengan kegiatan seperti ini, apakah KORMI bisa bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan kementerian lain yang relevan?
Secara vertikal, selama ini orang menilai kami berada di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga karena ada kata “olahraga” dalam KORMI. Namun, dengan beragamnya kegiatan yang kami lakukan, KORMI juga bisa bersinergi dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Ekonomi, maupun Kementerian Ekonomi Kreatif.
Cakupan KORMI adalah menggerakkan masyarakat untuk aktif bergerak. Besar kecil, tua muda, lintas agama dan etnis—semua bisa masuk dalam komunitas ini.
Adil Hakim dan Tips Berolahraga yang Menyenangkan

Sejak kecil Adil Hakim, sudah berhubungan dengan olahraga masyarakat. Ternyata di kemudian hari ia malah terpilih menjadi Ketum KORMI Nasional. (Foto: Bambang Eros - VOI, DI: Raga Granada - VOI)
Olahraga, khususnya olahraga rekreasi, harus dilakukan dengan gembira. Menurut Adil Hakim, Ketua Umum Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI), dengan melakoni olahraga secara gembira, dua hal bisa didapat; sehat dan bahagia. “Jadi berolahraga itu jangan terlalu kaku. Lakukan bersama komunitas agar lebih semangat dan menyenangkan,” katanya.
Sejak kecil, Adil Hakim sudah gemar berolahraga. “Waktu kecil, saat masih tinggal di Pulomas, saya ikut perguruan silat Bangau Putih. Lalu di sekolah saya ikut basket. Sempat juga diajak ikut Taici oleh almarhum bapak saya (Datuk Hakim). Saat sekolah di Singapura, saya ikut Taekwondo,” kenangnya.
Saat bersekolah di luar negeri, ia mulai menikmati fasilitas olahraga masyarakat yang disediakan pemerintah setempat. “Sepulang sekolah, saya bergabung dengan community center yang dikelola oleh pemerintah di sana. Saya ditawari banyak aktivitas olahraga, dan saya tertarik dengan Taekwondo,” ujar Adil yang kini menjadi penggerak utama Yayasan Datuk Hakim.
Ketika melanjutkan studi ke Amerika, ia juga belajar karate. “Awalnya ikut karate, lalu tertarik dengan binaraga. Saya bergabung dengan gym center di sana untuk membentuk massa otot,” ujar Adil yang menggemari Arnold Schwarzenegger. “Saya amat terobsesi punya tubuh seperti dia,” lanjutnya.

Kebiasaan berolahraga sejak kecil membentuk kebiasaan pada diri Adil Hakim. Ia sampai kini terus dijalani gaya hidup sehat. (Foto: Bambang Eros - VOI, DI: Raga Granada - VOI)
Kesenjangan
Dengan fasilitas gym yang lengkap dan dukungan suplemen yang mudah diperoleh, Adil Hakim berhasil membentuk tubuh seperti yang ia inginkan. Namun persoalan muncul ketika ia pulang ke Jakarta setelah menyelesaikan studi.
“Di Jakarta, gym tahun 1990-an belum banyak. Untuk mencari suplemen seperti yang saya konsumsi di Amerika juga sulit. Pokoknya begitu lah yang saya alami dan rasakan,” ungkap Adil, yang juga menjabat sebagai Pembina Persatuan Binaraga Fisik Indonesia (PERBAFI).
Untunglah, seiring waktu, satu demi satu pusat kebugaran mulai bermunculan, dan penjualan suplemen bagi mereka yang menjalani diet khusus untuk olahraga seperti binaraga juga mulai masuk ke Indonesia.
Lewat kisah ini, Adil ingin menyampaikan bahwa sejak kecil ia sudah bersentuhan dengan olahraga masyarakat, baik ketika masih di Indonesia maupun saat di luar negeri. “Jadi apa yang saya tangani sekarang sebagai Ketum KORMI sejatinya sudah saya tekuni sejak lama,” jelasnya.

Dalam berolahraga, kata Adil Hakim, jangan terlalu kaku. Dengarkan juga “kata” tubuh, kalau lelah beristirahatlah. Dan biar happy dalam melakoni olahraga baikknya bersama komunitas atau teman. (Foto: Bambang Eros - VOI, DI: Raga Granada - VOI)
Satu hal yang terus dijalani Adil hingga kini adalah gaya hidup sehat.
“Karena gemar berolahraga, saya menjalankan gaya hidup sehat. Saya juga tidak merokok. Karena aktif di komunitas, kehidupan sosial saya juga positif,” kata Direktur PT Bandara Praniagatama ini.
Menurut Adil, olahraga memang paling cocok dilakukan bersama komunitas. “Dengan berolahraga bersama teman-teman di komunitas, seperti yang ada di banyak INORGA di bawah KORMI, tak hanya kesehatan dan kebugaran yang didapat, tapi juga rasa bahagia karena bisa bertemu sesama teman. Melakoni olahraganya pun jadi lebih gembira,” ujar Adil yang pernah aktif di HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia).
Adil Hakim juga membagikan tips berolahraga yang ia dapat dari pengalaman pribadinya. “Dalam berolahraga, jangan terlalu kaku, apalagi untuk olahraga. Kita juga perlu mendengarkan tubuh kita. Maksudnya, kalau sudah merasa capek ya istirahat. Kalau terlalu diporsir, hasilnya justru kurang bagus. Karena itu, komunitas sangat penting bagi yang ingin berolahraga dengan menyenangkan. Jadi sehatnya dapat, happiness-nya juga dapat,” tandasnya.
"Olahraga itu sudah menjadi kebutuhan pokok, seperti makan. Lewat olahraga bisa membantu menyehatkan raga masyarakat. Dengan masyarakat aktif berkomunitas, sisi mentalnya juga bisa terbantu untuk sehat. Olahraga menjadi media untuk berteman dan bersosialisasi dengan sesama,"