YOGYAKARTA - Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin pernah menemui tipe orang yang tidak suka melihat orang lain sukses. Ketika seseorang mencapai prestasi atau meraih kesuksesan, alih-alih memberikan apresiasi, mereka justru merasa iri, cemburu, atau bahkan berusaha merendahkan pencapaian tersebut.
Fenomena psikologis ini dikenal sebagai Tall Poppy Syndrome. Lantas apa itu tall poppy syndrome? Istilah ini menggambarkan kecenderungan untuk menebang "bunga yang tumbuh tinggi" atau merendahkan individu yang menonjol karena kesuksesan atau bakat mereka.
Kepribadian tall poppy syndrome ini mirip dengan crab mentality yang tidak ingin teman atau orang lain lebih sukses darinya. Sindrom ini sering kali muncul dalam lingkungan sosial, pekerjaan, atau bahkan keluarga, di mana kesuksesan seseorang dianggap sebagai ancaman. Mari pahami apa itu tall poppy syndrome, penyebab, dan cara mencegahnya.
Apa Itu Tall Poppy Syndrome?
Tall Poppy Syndrome adalah istilah yang berasal dari budaya Australia dan Selandia Baru yang menggambarkan kecenderungan untuk merendahkan atau mengkritik individu yang menonjol atau mencapai kesuksesan lebih tinggi dibanding orang-orang di sekitarnya.
Istilah ini berasal dari metafora tanaman poppy (bunga opium) yang tinggi harus dipangkas agar sejajar dengan yang lain. Metafora ini melambangkan bagaimana orang sukses sering kali menjadi sasaran kritik, cemoohan, atau bahkan sabotase dari lingkungan sekitarnya.
TPS bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar negatif, pengucilan sosial, hingga tindakan yang lebih ekstrem seperti menjatuhkan reputasi seseorang. Fenomena ini sering terjadi di lingkungan yang tidak nyaman dengan adanya ketimpangan atau perbedaan signifikan dalam pencapaian individu.
Misalnya di tempat kerja, seorang karyawan yang terlalu menonjol mungkin akan dianggap sebagai ancaman oleh rekan-rekannya. Mereka yang bersikap tall poppy syndrome akan mencoba merendahkan atau mengisolasi orang tersebut.
Mengapa Orang Memiliki Tall Poppy Syndrome?
Ada beberapa alasan psikologis mengapa seseorang mungkin menunjukkan perilaku Tall Poppy Syndrome. Berikut ini sejumlah faktor yang membuat seseorang bersikap tall poppy syndrome:
- Rasa Iri dan Cemburu: Kesuksesan orang lain sering kali memicu rasa iri, terutama jika seseorang merasa bahwa mereka tidak mampu mencapai hal yang sama. Rasa iri ini dapat berubah menjadi keinginan untuk merendahkan atau menjatuhkan orang yang sukses.
- Ketidakamanan Diri: Orang yang merasa tidak aman dengan kemampuan atau pencapaian mereka sendiri mungkin akan merasa terancam oleh kesuksesan orang lain. Merendahkan orang lain adalah cara untuk menutupi ketidakamanan tersebut.
- Budaya Kelompok: Dalam beberapa budaya atau lingkungan sosial, kesetaraan dianggap lebih penting daripada keunggulan individu. Orang yang menonjol mungkin dianggap sebagai ancaman bagi harmoni kelompok, sehingga mereka akan dijadikan target untuk "ditebang".
- Ketakutan akan Perubahan: Kesuksesan seseorang sering kali membawa perubahan, baik dalam dinamika kelompok maupun dalam lingkungan kerja. Orang yang takut akan perubahan mungkin akan mencoba menghalangi kesuksesan tersebut agar status quo tetap terjaga.
Cara Mengatasi Tall Poppy Syndrome
Jika Anda pernah menjadi korban Tall Poppy Syndrome atau melihat fenomena ini terjadi di sekitar Anda, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya:
- Bangun Kepercayaan Diri: Fokuslah pada pencapaian dan nilai-nilai Anda sendiri. Jangan biarkan kritik atau ejekan orang lain mengganggu kepercayaan diri Anda.
- Cari Dukungan: Temukan orang-orang yang mendukung dan menghargai Anda. Berada di lingkungan yang positif dapat membantu Anda tetap termotivasi dan merasa dihargai.
- Edukasi dan Kesadaran: Bicarakan tentang Tall Poppy Syndrome dan dampaknya kepada orang-orang di sekitar Anda. Meningkatkan kesadaran dapat membantu mengurangi perilaku tersebut.
- Jangan Menyerah pada Tekanan: Jika Anda merasa dijatuhkan karena kesuksesan Anda, jangan menyerah. Teruslah berusaha dan ingatlah bahwa kesuksesan Anda adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi.
- Fokus pada Kolaborasi: Alih-alih melihat kesuksesan sebagai ancaman, cobalah untuk melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan berkolaborasi. Kesuksesan satu orang dapat menginspirasi dan membawa manfaat bagi banyak orang.
Demikianlah ulasan mengenai apa itu tall poppy syndrome sebagai fenomena psikologis yang menggambarkan kecenderungan untuk merendahkan atau menjatuhkan orang yang sukses. Sindrom ini dapat muncul karena rasa iri, ketidakamanan, atau budaya kelompok yang menolak keunggulan individu. Baca juga cara menghindari crab mentality syndrome.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.