Partager:

JAKARTA - Dunia kripto menanti keputusan SEC AS mengenai 12 permohonan ETF Bitcoin spot yang sedang diproses. Namun, hingga kini belum ada satu pun proposal yang disetujui. Cathie Wood, CEO ARK Invest, mengungkapkan alasan mengejutkan di balik penundaan tersebut. Menurutnya, Ketua SEC Gary Gensler memiliki ambisi politik untuk menjadi Menteri Keuangan dan tidak ingin mengambil risiko dengan menyetujui ETF Bitcoin.

Wood menyampaikan pandangannya dalam wawancara di CNBC pada Selasa, 14 November. Ia mengatakan bahwa Gensler khawatir mengenai pasar Bitcoin dimanipulasi padahal ia memiliki pengetahuan yang luas tentang kripto dan blockchain. Gensler bahkan pernah menjadi pengajar di MIT tentang topik tersebut sebelum menjadi Ketua SEC.

Wood mengkritik sikap Gensler yang masih memproses proposal ETF Bitcoin spot, yang merupakan produk investasi yang mengikuti harga Bitcoin secara langsung. Ia berpendapat bahwa Bitcoin adalah jaringan yang terbuka dan terdesentralisasi, sehingga sangat sulit untuk dimanipulasi.

Ia juga optimis bahwa ETF Bitcoin spot akan disetujui suatu hari nanti, dan hal itu akan mendorong pertumbuhan pasar kripto hingga mencapai $25 triliun atau sekitar Rp387 kuadriliun pada tahun 2030.

Sementara itu, SEC AS diharapkan untuk mengumumkan keputusan akhirnya mengenai tiga permohonan ETF Bitcoin pada 17 November. Namun, ada kemungkinan bahwa SEC akan menunda lagi keputusan tersebut. James Seyffart, ahli strategi ETF dari Bloomberg, mengatakan bahwa ia masih yakin bahwa SEC akan menyetujui ETF Bitcoin pada 10 Januari 2024, dengan probabilitas 90%.

Salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi keputusan SEC adalah risiko yang ditimbulkan oleh stablecoin, yaitu aset kripto yang nilainya terikat dengan mata uang fiat. BlackRock, perusahaan investasi terbesar di dunia, telah mengeluarkan laporan yang menyoroti dampak stablecoin terhadap pergerakan harga Bitcoin. Stablecoin dapat kehilangan nilai patokannya jika terjadi krisis keuangan, seperti yang terjadi pada Silicon Valley Bank awal tahun ini.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)