JAKARTA - Karier seseorang tak bisa disangka-sangka. Terkadang bisa berlabuh jauh terpental dari titik dimana ia memulai perjalanan. Seperti yang dialami aktor tampan, Bhisma Mulia. Pria kelahiran Semarang, 22 Desember 1996 ini tak pernah menduga jika ia akan menjalani karier dalam hidupnya di dunia entertainment.
Saat berkunjung ke kantor VOI, belum lama ini Bhisma Mulia menceritakan perjalanan kariernya yang ia mulai sekitar 7 tahun lalu. Ketika seorang sarjana hukum memantapkan hati memilih karier sebagai aktor.
"Saya ini lulusan hukum Universitas Diponegoro, Semarang. Awalnya ke Jakarta karena ada panggilan kerja untuk mengisi posisi legal di salah satu bank internasional. Untuk mengikuti tes, saya berangkatlah ke ibu kota (Jakarta saat itu)," ungkap Bhisma yang tengah menjalani promo film Danyang Mahar Tukar Nyawa.
Kemudian, ketika disibukan dengan proses tes, pria 27 tahun ini iseng membuka media sosial, Facebook. Di sana ia menemukan ada informasi untuk mengikuti casting iklan. Tanpa berpikir panjang Bhisma mencoba mengikuti casting dengan modal apa adanya.
"Daripada diam dikost-kostan menunggu pengumuman lanjutan tes kerja, saya mencoba ikut casting. Saya tergerak karena saya memang mengidolakan aktor, Leonardo Di Caprio," bebernya.
Rupanya, rasa penasaran Bhisma dengan dunia akting hingga punya aktor idola, tak lepas dari kebiasaan menghabiskan waktu luang bersama keluarga sejak kecil. Pria yang merupakan anak tunggal ini sering diajak menonton ke bioskop bersama ayah-ibunya saat masih kecil.
"Mungkin itu dasarnya yang membuat saya tergerak ingin casting. Aktivitas sama keluarga saat akhir pekan, kami sering sekali nonton film," kenang pemeran Galang di film horror terbarunya ini.
Tak disangka, panggilan casting itu tiba. Namun, kabar itu ukan membuatnya lega. Bhisma dihadapkan dengan pilihan yang sangat membuat dirinya dilema. Sebab, panggilan casting pertama datang berbarengan dengan panggilan lanjutan tes kerja yang ia sudah jalani sebelumnya.
"Dengan penuh keyakinan, saya pililh casting. Walau saya tidak tau kemungkinan berhasilanya berapa persen. Dan benar saja, casting pertama saya gagal," ucap Bhisma.
Meski gagal, ia tak serta merta menyerah. Bhisma malah kecanduan ingin ikut casting lagi. Sejak itu, satu per satu ia mencoba peruntungan dari casting.
Berkali-kali casting, iklan, film, atau sinetron di Jakarta, Bhisma belum juga memperoleh peruntungan. Hingga akhirnya ia mulai menyerah. Namun, siapa sangka itu menjadi titik awal perjalanan kariernya.
SEE ALSO:
"Karena gagal terus dan uang habis, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke Semarang. Ketika di bandara, sebelum pesawat berangkat, tiba-tiba saya dapat telefon, kalau saya lolos casting salah satu iklan mobil," ungkapnya.
Sambil mengenang masa itu, Bhisma menceritakan di iklan pertamanya ia tidak dapat dialog. Namun, ia merasa senang menjalaninya. Ia banyak berkenalan dengan orang-orang di lokasi syuting untuk memperluas jaringan.
"Mungkin tanda alam ya, sudah jalannya saya bakal terjun ke dunia entertainment," katanya.
Dari situ, pria yang pernah menekuni olahraga renang semasa SMA ini pun semakin rajin casting dan syuting. Ia mengasah kemampuannya dari rekan-rekan sesame aktor, teruma senior.
Akhirya Dapat Peran Utama
Pada 2017, Bhisma mendapatkan peran sebagai Aryo di sinetron pertamanya dan langsung menjadi pemeran utama. Ia membintangi sinetron Kiamat Hari Jum'at produksi Amanah Surga Production, beradu peran dengan Kevin Julio dan Rifat Sungkar. Namanya semakin dikenal ketika ia memerankan Sam dalam sinetron Apace: Anak Punk Anti Cewek produksi MNC Pictures setahun kemudian. Ia juga dikenal saat membintangi sinetron Tamu Tak Diundang sebagai Indra.
Bhisma memulai debutnya dalam berperan di film layar lebar, dengan berperan sebagai Hisyam dalam Moonrise Over Egypt yang tayang pada tahun 2018. Pada tahun 2020, ia diumumkan sebagai pemeran utama bernama Jatmiko dalam film Sobat Ambyar yang merupakan adaptasi lagu-lagu karya Didi Kempot.
Film tersebut ditayangkan sebagai film orisinal Netflix pada tahun 2021.Performa akting Bhisma dalam film tersebut membuatnya memenangkan dua penghargaan, yaitu Indonesian Movie Actors Awards 2021 untuk Pemeran Utama Pria Terbaik dan Piala Maya 2021 untuk Aktor Pendatang Baru Terpilih.
Meski sudah banyak membintangi berbagai judul, film dan sinetron, tak lantas membuat Bhisma puas. Hingga saat ini ia masih belajar dan ingin terus mengeksplor banyak hal dari dunia akting.
"Sebelumnya saya nggak pernah belajar akting, sampai akhirnya bertemu orang-orang hebat. Saya belajar, ternyata yang akting itu adalah tentang rasa. Bagaimana menyampaikan isi," jelasnya.
Sejauh ini Bhisma mengaku, pekerjaan di dunia seni peran adalah yang ia paling sukai dan nyaman. Pekerjaan ini sesuai dengan passion-nya. Hanya saja, satu hal yang ia ingin selalu ingat adalah untuk tidak mudah menyerah.
"Saya ini anak tunggal, saya belajar hidup di perantauan sendiri, walau ini masih di pulau Jawa. Di sini (Jakarta), saya merasakan titik kedewasaan, dan belajar tentang prioritas serta nama yang bisa dikerjalanan nanti. Simpati dan empati itu perlu. Kita juga tidak boleh maksa," ucap dia.
Meski sudah banyak membintangi judul sineteron dan film, hingga saat ini Bhisma masih di PHP-in (pemberi harapan palsu) dalam pekerjaan. Walau demikian, justru di situ ia belajar keikhlasan.
"Sampai sekarang, saya masih ada yang PHP-in. Ada yang mau lock kontrak, tiba-tiba nggak jadi. Tapi kuncinya, ya harus cepat move-on. Jangan terlena saya kekecewaan. Kita harus mengikhlasakan, dan mudah-mudahan cepat dapat lagi," harapnya.
Bhisma mengakui bertahan di dunia entertainment tidaklah mudah. Awalnya ia mengira bawa penampilan adalah modal utama, ternyata itu semua keliru.
"Dulu saya pikir modal utama untuk bisa diterima dan bertahan di dunia entertainment adalah penampilan. Lalu saya bertemu salah satu aktor di semarang, Fachri Albar, saya diajak ngobrol dan cerita, modal aktor itu ini (otak). Dari situ saya ingin terus belajar," ucapnya.
Setelah melewati banyak pengelaman dan peran, Bhisma tidak muluk-muluk bermimpi sebagai seorang aktor. Sementara ini ia hanya ini menjadi aktor yang mampu memberi hiburan.
"Saya hanya ingin menjadi aktor yang memberi hiburan. Apa pun perannya, gendrenya, dan scenario dari film yang saya mainkan," tandasnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)