Partager:

JAKARTA - Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menegaskan, prinsip pariwisata berkelanjutan berhasil mengoptimalkan potensi Desa Wisata Jatiluwih di Tabanan, Bali.

Pendekatan ini berdampak positif pada pemberdayaan masyarakat, pelestarian budaya, serta keberlanjutan lingkungan.

"Sejak ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2016, Jatiluwih telah menjadi contoh penerapan pariwisata berbasis komunitas yang mendukung pelestarian budaya dan lingkungan," ungkap Menpar Widiyanti dalam pernyataannya di Jakarta pada Senin.

Saat mengunjungi Desa Wisata Jatiluwih, Menpar menekankan prinsip keberlanjutan menjadi fondasi utama program unggulan Kementerian Pariwisata. Salah satu program tersebut adalah pengembangan desa wisata yang bertujuan mendukung pertumbuhan ekonomi, melestarikan kearifan lokal, serta menjaga kelestarian alam.

Desa Jatiluwih telah menunjukkan dedikasi tinggi terhadap pelestarian budaya melalui sistem subak, yang merupakan basis praktik agrikultur tradisional. Upaya ini mendapatkan pengakuan dunia dengan ditetapkannya subak sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 2012.

"Jatiluwih kini menjadi salah satu destinasi utama wisatawan di Bali. Data dari DPP ASITA Provinsi Bali menunjukkan sekitar 80 persen wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali menyempatkan diri untuk datang ke desa ini," jelas Menpar.

Keberhasilan Jatiluwih dalam mengembangkan pariwisata yang berbasis pada keberlanjutan juga diakui secara nasional. Pada tahun 2024, desa ini menerima Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan melalui program SertiDEWI yang diinisiasi oleh Kemenpar.

Di tahun yang sama, Desa Jatiluwih diusulkan untuk berkompetisi di kancah internasional dan terpilih sebagai salah satu pemenang dalam penghargaan Best Tourism Villages oleh UN Tourism, bersama Desa Wisata Wukirsari dari Yogyakarta.

Menpar Widiyanti berharap agar pemerintah daerah, asosiasi, dan pelaku industri pariwisata dapat bekerja sama untuk menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan di desa-desa wisata lainnya, baik di Tabanan maupun seluruh Bali.

Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, menambahkan Desa Wisata Jatiluwih menjadi lokasi pertama yang dikunjungi Menpar dalam kunjungan kerja di Bali. Menurutnya, keberhasilan Jatiluwih dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan desa wisata lain di Indonesia.

"Kita dapat belajar dari Jatiluwih bahwa pariwisata bisa berjalan selaras dengan pelestarian budaya dan tradisi lokal," ujar Ni Luh Puspa. Ia juga mendorong kolaborasi antara berbagai pihak dalam mendukung destinasi yang memprioritaskan tradisi dan keberlanjutan.

Dalam acara tersebut, Menpar Widiyanti dan Wamenpar Ni Luh Puspa menandatangani prasasti penghargaan Best Tourism Village serta mengadakan diskusi bersama pemangku kepentingan pariwisata setempat.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)