Partager:

JAKARTA – Meskipun sama-sama menikmati makanan dan minuman, wisata gastronomi memiliki pengertian berbeda dengan wisata kuliner. Mencicip kuliner khas suatu daerah tentu sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Ini disebut wisata kuliner, tetapi pernahkah Anda melakukan aktivitas wisata gastronomi?

Wisata gastronomi menekankan pengalaman, tidak hanya menikmati cita rasa pada hidangan makanan. Tetapi juga menggali informasi mengenai sejarah, budaya, dan praktik keseharian masyarakat suatu kawasan sehingga satu makanan tercipta.

Artinya, wisata gastronomi ‘mengalami’ apa yang tersaji. Misalnya dibalik sepiring nasi hangat dan sayur lodeh dimakan ketika di Yogyakarta. Melansir dari Historia, sayur lodeh memiliki arti tolak bala dan sebagai makanan favorit Sultan Hamengkubuwono VIII.

Sayur lodeh bisa dimasak dari bahan apapun, diartikan keluwesan. Soal harga, tak seberapa jika dibandingkan dengan burger ataupun kebab. Ketika menikmati sayur lodeh dalam konteks wisata gastronomi, Anda akan diajak untuk menggali sejarah dan budaya Yogyakarta serta mengalami proses pembuatan sayur lodeh.

Dalam praktiknya, wisata gastronomi di Indonesia banyak sekali bentuknya. Seperti agrowisata, festival makanan, pasar petani, dan demo memasak.

Dilansir dari Kompas, menurut Hall dan Shraples (2003) dirangkum oleh Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO), wisata gastronomi merupakan perjalanan ke satu daerah yang berhubungan dengan makanan sebagai tujuan rekreasi.

Keluasan definisi tersebut juga menjadikan konsep wisata pangan ini menjadi luwes. Pengunjung dapat berwisata di kawasan pertanian karena memiliki sejarah, hasil olahan makanan berkualitas, dan berhubungan dengan aktivitas pariwisata lainnya.

Kemasan wisata gastronomi juga jauh berbeda dengan wisata kuliner. Orientasi pada wisata gastronomi lebih pada filosofi dibalik sebuah makanan atau minuman. Lebih dari kemasan bakpia, tetapi juga menginformasikan apa yang terjadi di balik produksi makanan khas Yogyakarta ini dari pertama kali dibuat hingga muncul inovasi berbagai cita rasa.

Perkembangan tren wisata gastronomi sejalan dengan kesadaran mengonsumsi makanan yang sehat. Orang-orang mulai menyadari bahwa makanan sehat berasal dari bahan-bahan pilihan serta diolah khusus sesuai keterampilan masyarakat destinasi wisata gastronomi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)