YOGYAKARTA – Kecemasan dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental. Karena rasa cemas, seseorang bisa tertekan, stres, hingga tak bisa tidur nyenyak. Namun pada lain segi, rasa cemas punya ada positifnya.
Menurut profesor Tracy Dennis-Tiwary dari University of California, rasa cemas tidak membuat nyaman. Tetapi banyak orang melakukan kesalahan dalam memahami kecemasan. Tidak nyaman ketika gelisah, membuat seseorang melakukan apapun agar segera bergegas dari perasaan tersebut. Bahkan melakukan hal yang tak diperlukan untuk mengusir perasaan cemas.
Terang Dennis-Tiwary, ketika buru-buru mengusir kecemasan, kita bisa kehilangan informasi dan motivasi yang terkandung dari kecemasan. Kecemasan, memberi tahu bahwa kita peduli dengan masa depan dan ingin mengubah ketidakpastian masa depan. Secara medis, kecemasan melepaskan dopamin. Ini memotivasi untuk mengejar penghargaan dan mengambil tindakan untuk mewujudkan masa depan yang diinginkan. Misalnya, belajar lebih keras untuk ujian, mengubah pola hidup jadi lebih sehat, dan lainnya.
Penulis Future Tense: Why Anxiety Is Good For You (Even Though It Feels Bad), Dennis-Tiwary, mengatakan bahwa sesuatu yang rasanya tidak enak sering dianggap sebagai penyakit. Padahal, ada cara untuk mencegah, memberantas, menghindarinya, atau memperbaikinya. Kecemasan merupakan emosi yang apabila ditekan bisa membuncah lebih kuat. Artinya, kecemasan perlu untuk dipelajari dan dinavigasi sehingga keterampilan untuk memperbaikinya lebih terkontrol.
Kecemasan adalah ketakutan yang membuat gugup dalam menghadapi ketidakpastian pada masa depan. Tak bisa dipandang sebaliknya, ketakutan berbeda dengan kecemasan. Karena ketakutan tak berkaitan dengan masa depan, hanya saja sama-sama berkaitan dengan metode fight-or-flight. Lantas apa yang perlu dipelajari dari rasa cemas?
Dennis-Tiwary memakai analogi alarm asap di dalam gedung. Ketika alarm berbunyi, menutup telinga bukanlah solusi. Alih-alih panik setelah mendengar alarm asap, lebih baik menyelidiki penyebabnya dan mencari jalan keluar dari sumber pemicunya. Melalui analogi tersebut, digarisbawahi kemungkinan positif tentang ketidakpastian. Itu mendorong kita untuk menavigasi ketidakpastian, menjadi protektif, dan lebih produktif.
VOIR éGALEMENT:
Pesan Dennis-Tiwary dilansir Neuroscience News, Senin, 14 September, ketika Anda menganggap kecemasan sebagai informasi yang perlu diperhatikan, maka Anda juga menyadari bahwa ada harapan tentang masa depan. Selain itu, ada kemungkinan-kemungkinan lain berkaitan dengan motivasi, memprioritaskan energi, dan mengambil pilihan untuk mengatasi.
Sebagai tambahan, ketika mengalami kecemasan, carilah koneksi dan dukungan sosial. Ini bisa mengurangi kepanikan dan memahami bahwa kadang perlu jatuh untuk tahu bagaimana caranya bangkit lagi.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)