Partager:

JAKARTA - Plushophilia melibatkan ketertarikan seksual terhadap boneka binatang atau mainan. Terapis seks Kaylee Friedman, MA, LPC menjelaskan bahwa "plushophilia adalah ketika orang menjadi terangsang secara seksual dan menikmati interaksi seksual dengan boneka binatang."

Ini adalah jenis parafilia, yaitu mengalami gairah seksual terhadap objek, situasi, perilaku, atau fantasi yang tidak lazim dan berada di luar norma masyarakat. Ada ratusan parafilia berbeda yang telah tercatat, misalnya, eksibisionisme, voyeurisme, dan fetisisme. Plushophilia dapat dianggap sebagai fetisisme.

Tidak ada statistik yang tersedia tentang berapa banyak orang yang memiliki minat seksual terhadap boneka binatang, tetapi Friedman mengatakan bahwa "meskipun plushophilia bukan minat seksual yang umum, parafilia yang berfokus pada benda mati tertentu bisa jadi cukup umum." Berdasarkan penelitian, ada lebih banyak orang dengan parafilia beragam.

Tanda-tanda Plushophilia

Berikut ini adalah beberapa tanda umum seseorang termasuk dalam plushophilia:

  • Obsesi dengan boneka binatang atau mainan
  • Ketertarikan seksual terhadap boneka binatang atau mainan
  • Perasaan nyaman, nostalgia, dan gairah saat berada dekat boneka binatang atau mainan
  • Memodifikasi boneka binatang atau mainan dengan membuat lubang agar memungkinkan untuk berhubungan seksual dengannya
  • Keterlibatan seksual dengan boneka binatang atau mainan

Apa Penyebab Plushophilia?

Plushophilia kurang memiliki penelitian yang luas, tetapi beberapa teori dan studi psikologis memberikan wawasan tentang penyebab potensialnya, seperti:

  • Keterikatan awal: Hubungan awal dengan pengasuh dapat membentuk hubungan emosional di kemudian hari. Anak-anak sering kali terikat dengan boneka binatang, yang memengaruhi gaya keterikatan mereka saat dewasa.
  • Nostalgia dan memori: Memori nostalgia dapat membangkitkan emosi positif dan rasa syukur, yang menjelaskan mengapa beberapa orang mempertahankan ikatan emosional yang kuat dengan boneka hewan miliknya semasa kecil
  • Pengaturan emosi: Boneka binatang memberikan kenyamanan dan keamanan, membantu anak-anak merasa lebih rileks, terutama saat tidur. Hal ini mungkin berlanjut hingga dewasa bagi sebagian orang.
  • Ciri autis: Penelitian menunjukkan adanya hubungan potensial antara plushophilia dan ciri-ciri yang terkait dengan autisme.
  • Ketertarikan pada parafilia: Sebuah survei yang melibatkan lebih dari 1.000 orang menemukan bahwa hampir setengahnya tertarik pada beberapa bentuk parafilia, dengan sekitar sepertiganya telah menunjukkan minat tersebut.
  • Dampak pengasuhan anak: Sebuah studi tahun 2014 yang melibatkan 1.122 pasang anak kembar berusia 3 tahun menunjukkan bahwa genetika (48 persen) dan lingkungan yang sama (48 persen) memengaruhi keterikatan pada objek. Hal ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang dititip setengah hari di tempat pengasuhan cenderung tidak membentuk keterikatan pada objek dibandingkan dengan mereka yang dititip seharian penuh secara teratur di tempat penitipan.

Menghilangkan stigma tentang plushophilia

Plushophilia dapat dilihat melalui berbagai sudut pandang dalam hal kesehatan. Bagi sebagian orang, keterikatan emosional dengan boneka binatang dapat memberikan kenyamanan, persahabatan, dan rasa aman, yang dapat menyehatkan.

Namun, jika ketertarikan ini mengganggu fungsi sehari-hari, hubungan pribadi, atau kemampuan untuk terlibat dalam hubungan orang dewasa yang sehat, hal ini dapat menjadi masalah. Jika seseorang memprioritaskan keterikatannya pada boneka daripada hubungan manusia, hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial atau kesulitan dalam menjalin hubungan intim.

Jika Anda ingin membantu orang lain memahami plushophilia, pertimbangkan hal berikut:

  • Beri edukasi kepada orang lain: Bagikan informasi tentang plushophilia untuk menumbuhkan pemahaman dan mengurangi kesalahpahaman.
  • Percakapan terbuka: Dorong diskusi tentang minat pribadi tanpa menghakimi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.
  • Cari komunitas: Temukan kelompok atau forum yang mendukung tempat orang dapat berbagi pengalaman dan merasa diterima.
  • Promosikan refleksi diri: Dorong orang untuk memahami perasaan mereka dan bagaimana mereka berhubungan dengan identitas mereka, yang menumbuhkan penerimaan.
  • Diskusikan penyebab yang mendasarinya: Bicarakan tentang hubungan potensial dengan kecenderungan autis atau faktor lain untuk membantu orang lain memahami aspek psikologis di balik plushophilia.

Kesimpulannya, plushophilia adalah ketertarikan emosional dan seksual terhadap boneka binatang. Meskipun beberapa orang mungkin merasa nyaman dengan ketertarikan ini, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap kesejahteraan.

Jika hal ini mengganggu kehidupan sehari-hari atau hubungan pribadi, hal ini mungkin tidak dianggap sehat. Penting bagi individu untuk merenungkan perasaan dan perilaku mereka, dan mencari dukungan dari profesional kesehatan mental dapat membantu jika hal ini menyebabkan tekanan atau isolasi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)