Partager:

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu memilih walk out atau keluar dari Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VII dengan Mind ID, yang dijadwalkan berlangsung hari ini pukul 10.00 WIB. Hal ini karena ketidakhadiran Dirut MIND ID beserta tiga direksinya.

Sekadar informasi, RDP antara Komisi VII, MIND ID, dan PT Antam Tbk, dijadwalkan untuk membahas perihal produksi baterai yang nantinya digunakan kendaraan listrik di dalam negeri.

MIND ID hanya diwakili oleh seorang direksi yaitu Direksi Antar Kelembagaan. Menurut Adian harusnya seluruh jajaran direksi beserta direktur utama MIND ID hadir. Sebab, rapat tersebut menyangkut pasokan bahan baku.

"Harusnya semua hadir karena ini menyangkut pasokan sumber bahan baku untuk industri baterai yang merupakan emergi alternatif di masa depan ketika energi fosil semakin tidak ramah lingkungan dan semakin berkurang. Apalagi jadwal RDP ini sudah disusun jauh hari dan disetujui oleh Dirut MIND ID," katanya, di Jakarta, Senin, 19 September.

Adian juga telah menyampaikan keberatan secara terbuka dalam RDP tersebut. Sebab, berdasarkan informasi yang diterima dirut dan tiga direksi MIND ID lain saat ini justru sedang berada di Bali untuk mengikuti pertemuan Coal Trans Asia. Dimana pedagang besar batu bara se-Asia berkumpul.

Lebih lanjut, Adian mengaku menyesalkan hal ini. Karena Dirut dan para Direksi lebih memilih hadir di Bali ketimbang rapat bersama DPR.

"Mengingat jadwal dengan DPR sudah dibuat jauh-jauh hari. Kalaupun dirut tidak bisa hadir setidak tidaknya dua atau tiga direksi bisa hadir dalam rapat tadi," jelasnya.

Terkait hal tersebut secara terbuka Adian menyampaikan pada pimpinan rapat bahwa dia tidak bersedia mengikuti rapat ini. Kemudian Adian memilih keluar atau leave dari rapat Zoom.

Menurut Adian, jika memang terjadi bentrokan jadwal harusnya bisa di reschedule atau setidaknya dihadiri dua atau tiga direksi yang terkait dengan pengembangan usaha dan permodalan dalam hal ini direktur keuangan.

"Kalaupun Dirut dan Direksi lain tidak bisa hadir fisik setidaknya bisa izin untuk hadir virtual," katanya.

Untuk itu, Adian berharap agar Menteri BUMN Erick Thohir dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengevaluasi Dirut dan Direksi MIND ID yang dianggap tidak menghormati jadwal yang sudah dibuat bersama.

"Hal ini harus menjadi perhatian menteri dan presiden mengingat MIND ID adalah holding bumn pertambangan. Jika Dirut dan Direksi tidak bisa menghormati DPR sebagai lembaga tinggi negara , mungkin saja suatu ketika Dirut dan Direksi juga tidak akan menghormati presiden," tandasnya.

Adian menyadari rapat dengan pedagang batu bara di Bali dan menginap di hotel bintang 5 mungkin dengan selingan bermain golf mungkin lebih menarik dari pada membahas suplai bahan baku industri baterai.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)