JAKARTA — Tim Gabung Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengeluarkan rekomendasi agar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan seluruh jajarannya mundur. Ini sebagai bentuk pertanggungjawaban moral terkait kasus Tragedi Kanjuruhan Malang.
Rekomendasi ini dikeluarkan TGIPF setelah melakukan investigasi sejak 4 Oktober 2022. Rekomendasi ini pun sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jumat 14 Oktober siang.
"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI. Namun, dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral," tulis rekomendasi itu seperti yang diterima VOI.
Ketua tim TGIPF Mahfud MD dalam konferensi pers mengatakan, pengurus PSSI dan sub-sub organisasinya harus bertanggung atas kejadian pilu di Kanjuruhan. Tanggung jawab itu baik dalam bentuk aturan resmi, juga berdasarkan moral.
"Pengurus PSSI harus bertanggung jawab dan sub-sub organisasinya. Bertanggung jawab pertama berdasarkan aturan resmi, sedangkan kedua berdasarkan moral. Kalau sesuai aturan namanya tanggung jawab hukum," ujar mahfud MD.
"Kalau sesuai aturan namanya tanggung jawab hukum. Namun, hukum itu sebagai normal seringkali tidak jelas dan bisa dimanipulasi, naik ke asas."
"Tanggung jawab asas hukum itu apa. Keselamatan rakyat itu adalah hukum yang lebih tinggi dari hukum yang ada. Dan ini sudah terjadi kesematan rakyat, publik terinjak-injak. Lalu ada tanggung jawab moral di atas itu," lanjutnya.
Dia kemudian mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan TGIPF, semua stakeholders saling menghindar dari tanggung jawab. Semua berlindung di bawah aturan dan kontrak-kontrak yang secara formal sah.
"Yang satu mengatakan aturannya sudah begini yang sudah kami laksanakan, yang satu bilang saya sudah kontrak, saya sudah sesuai dengan statuta FIFA," ungkap Mahfud MD.
VOIR éGALEMENT:
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)