Partager:

JAKARTA – Pembahasan masalah ekonomi dalam keluarga seringkali dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Padahal, terbuka soal finansial dalam keluarga yang ditanamkan sejak dini merupakan salah satu bentuk mempersiapkan anak menghadapi tantangan keuangan di masa depan.

Selain edukasi seks, masalah ekonomi juga termasuk permasalahan yang paling jarang dibahas dalam sebuah keluarga, karena dianggap bukan sesuatu yang lumrah. Kenyataannya, ketidakterbukaan ini bisa menimbulkan masalah besar dalam keluarga, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga hingga perceraian.

Psikolog klinis dan forensik Kasandra Putranto mengatakan kondisi ekonomi memiliki pengaruh terhadap mental orangtua, yang berujung pada pengasuhan anak.

“Orang tua sering kali kesulitan berkomunikasi tentang masalah keuangan dengan anak-anak mereka, yang menyebabkan stres dan kecemasan lebih lanjut,” kata Kasandra kepada VOI.

Penyebab Perceraian Terbesar Kedua

Masalah keuangan ternyata menjadi salah satu sumber pertengkaran dalam rumah tangga. Masalah ini dinilai sensitif, sehingga banyak pasangan cenderung menghindarinya. Menurut survei Fidelity Investments terhadap 3.426 orang, sebagian besar dari mereka kesulitan berkomunikasi tentang keuangan bersama pasangan.

Dengan terus-menerus tidak mengomunikasikan topik keuangan, masalah ini bisa menjadi bom waktu. Pasalnya, keuangan keluarga juga bisa berantakan dan bahkan mengganggu kesehatan hubungan dalam rumah tangga.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 menyebutkan lima penyebabkan utama perceraian di Indonesia. Masalah ekonomi menempati urutan kedua terbesar dengan 108.488 kasus dan hanya kalah dari perselisihan terus menerus yang menjadi penyebab perceraian pertama dengan 251.828 kasus.

Tiga penyebab perceraian lainnya adalah karena salah satu pihak meninggalkan pasangan, kekerasan dalam rumah tangga, dan mabuk. Belakangan, kasus judi online yang kian marak juga disebut menjadi salah satu penyebab perceraian.

Kasandra Putranto mengatakan, kondisi ekonomi memang sangat memengaruhi kesehatan mental orang tua, terutama dalam konteks meningkatnya tingkat kecemasan dan stres.

“Tekanan ekonomi dapat berdampak negatif pada hubungan dengan pasangan dan anak-anak. Sekitar 64 persen orang tua merasa bahwa kecemasan ekonomi memengaruhi hubungan mereka dengan pasangan, sementara 63 persen melaporkan perasaan serupa terhadap anak-anak mereka,” ucap Kasandra.

Ia melanjutkan, orangtua seringkali kesulitan berkomunikasi tentang masalah keuangan dengan anak-anak mereka, sehingga menyebabkan stres dan kecemasan lebih lanjut.

Diskusi terbuka tentang keuangan dapat meperkuat hubungan antara orangtua dan anak, menurut psikolog Kasandra Putranto. (Unsplash)

Melihat masalah ekonomi memiliki hubungan erat dengan keharmonisan sebuah keluarga, Kasandra menekankan pentingnya keterbukaan dalam membahas masalah finansial, termasuk antara orangtua dan anak. Ia menyebutkan beberapa alasan mengapa komunikasi tentang masalah keuangan penting dilakukan dalam sebuah keluarga, di antaranya adalah membangun literasi keuangan.

“Dengan membicarakan topik ekonomi, orangtua dapat membantu anak-anak memahami konsep dasar keuangan, seperti pengelolaan uang, tabungan, dan investasi. Ini penting untuk mempersiapkan mereka menghadapi tantangan keuangan di masa depan,” kata Kasandra.

Data Badan Pusat Statistik menyebut masalah ekonomi menjadi penyebab perceraian terbesar kedua. (Unsplash)

Mengajarkan Prioritas dan Pengorbanan

Orangtua juga perlu terbuka membicarakan keuangan dengan anak untuk mengurangi stres dan kecemasan. Dituturkan Kasandra, ketika anak-anak tahu tentang situasi keuangan keluarga, mereka dapat merasa lebih aman dan mengurangi kecemasan yang mungkin timbul dari ketidakpastian.

“Keterbukaan dapat membantu mereka memahami bahwa masalah keuangan adalah hal yang umum dan dapat diatasi,” ia mengimbuhkan.

Diskusi tentang ekonomi dalam keluarga juga dapat membantu anak-anak memahami nilai uang dan pentingnya pengelolaan yang bijak. Ini juga dapat mengajarkan mereka tentang prioritas dan pengorbanan.

Ketika anak terbiasa diajak berbicara mengenai keuangan, ini akan mendorong mereka untuk ikut bertanggung jawab dalam mengelola keuangan. Anak-anak juga dapat belajar untuk membuat keputusan keuangan yang baik dan memahami konsekuensi dari pilihan mereka.

Dan yang terpenting terbuka masalah finansial dalam keluarga berarti mempersiapkan anak menatap masa depan.

“Keterbukaan dalam membicarakan ekonomi dapat mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan keuangan di masa depan, seperti pendidikan tinggi, pembelian rumah, dan perencanaan pensiun,” Kasandra menjelaskan.

“Diskusi terbuka tentang keuangan dapat memperkuat hubungan antara orangtua dan anak. Ini menciptakan ruang untuk komunikasi yang jujur dan saling percaya,” katanya lagi.

Terakhir, Kasandra juga menekankan pentingnya melibatkan anak dalam pengelolaan keuangan sehingga dapat membantu mereka memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, serta mengembangkan keterampilan keuangan yang baik di masa depan.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)