Partager:

JAKARTA - Menteri Agama, Nasaruddin Umar menyampaikan Pemerintah Saudi Arabia telah menetapkan kuota Haji 2025/1446 Hijriah untuk jemaah haji Indonesia sebanyak 221.000 orang. Namun, kuota petugas haji tahun depan berkurang. 

"Sesuai informasi dari kementerian haji dan umroh Arab Saudi. Kuota petugas haji Indonesia sampai saat ini berjumlah 2.210 orang. Jadi ini ada pengurangan dari tahun yang sebelumnya. Jumlah tersebut belum mencapai tahap ideal mengingat jamaah haji yang harus dilayani sejumlah 221 ribu orang," ujar Nasaruddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 Desember.

"Karena itu kami terus berupaya agar mendapatkan kuota petugas sebagaimana tahun sebelumnya. Kalau tahun sebelumnya itu 4.200 tapi ada tambahan 500 menjadi 4.700 orang di tahun 2024 maka 4.600 orang di tahun tersebut," sambungnya.

Sehingga Menag bernegosiasi dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi untuk bisa menambah kuota petugas haji 2025.

"Saya sampaikan pada menteri haji waktu itu kami agak kesulitan dan sangat bermohon kepada menteri haji supaya tambahan kuota itu minimum seperti tahun lalu," ungkapnya. 

Pertimbangannya, lanjut Nasaruddin, jamaah haji Indonesia terlalu lama menunggu bahkan sampai 48 tahun. "Jadi rata-rata jamaah haji kami pada waktu itu sudah tua dan memerlukan pendampingan dan yang paling tepat dan efektif mereka adalah tentu pendampingan dari Indonesia," katanya. 

"Karena bahasanya sama, mungkin juga riwayat penyakit yang umum juga tau karena anggota keluarganya dan sebetulnya membantu saudara dia sendiri. Karena semakin banyak tenaga kerja kami, makin banyak pendampingan kami itu otomatis akan mengurangi beban petugas saudara dia sendiri ngangguk-angguk aja menterinya pada waktu itu," sambungnya. 

Tetapi, tambah Nasaruddin, negosiasi baru bisa dilakukan jika sudah melunasi semua biaya yang diperlukan. Sehingga, kata Nasaruddin, sampai hari ini Kemenag belum mengusulkan usulan tambahan kuota petugas haji.

"Akan tetapi, insya allah setelah selesai pembicaraan keuangan akan kita lakukan negosiasi," pungkasnya. 


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)