Partager:

JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban mengaku Rusia setuju terhadap pertukaran tahanan besar-besaran saat momen Natal 2024. Namun, Ukraina kesepakatan menolak kesepakatan tersebut.

"Salah satu pihak setuju dan pihak lainnya tampaknya menolak, tetapi kemungkinan itu masih ada," kata Orban dalam perbincangan dengan stasiun radio Kossuth, Jumat 13 Desember, dikutip dari Tass.

Orban mengatakan telah menelepon Presiden Vladimir Putin pada 11 Desember membahas pertukaran tahanan besar-besaran antara Rusia dengan Ukraina.

Kemudian, Hongaria menyampaikan inisiatifnya kepada Ukraina melalui saluran diplomatik tetapi Presiden Vladimir Zelensky menolak gagasan tersebut.

Pada hari yang sama, Orban secara terbuka menyatakan kekecewaannya tentang hal itu.

Dalam komunikasinya dengan Putin maupun Zelensky, Orban menegaskan pertukaran tahanan besar-besaran bisa membuat ratusan bahkan ribuan orang bahagia.

Menurut Orban, inisiatifnya itu guna menghentikan pertumpahan darah di medan perang selama perayaan agama Kristen.

"Hongaria telah melakukan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh negara Kristen berusia seribu tahun," ujarnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)