Partager:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin bersama sejumlah pejabat pemerintahan melakukan pembicaraan bilateral dengan Pemerintah China yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping Hari Kamis.

"Presiden Rusia dan Cina, Vladimir Putin dan Xi Jinping, telah memulai pembicaraan di Aula Besar Rakyat di Beijing," lapor kantor berita Rusia TASS, Kamis 16 Mei.

"Pembicaraan diperkirakan akan berlangsung selama 45 menit," lanjut media itu.

Presiden Putin tiba di Beijing pada Kamis pagi untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Xi yang diharapkan Kremlin akan memperdalam kemitraan strategis kedua negara, dikutip dari Reuters.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Tiongkok Xinhua sebelumnya, Presiden Putin memuji Presiden Xi karena membantu membangun "kemitraan strategis" dengan Rusia berdasarkan kepentingan nasional dan rasa saling percaya yang mendalam.

"Kemitraan strategis tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya antara negara-negara kita itulah yang menentukan pilihan saya terhadap Tiongkok sebagai negara pertama yang akan saya kunjungi setelah menjabat sebagai presiden," kata Presiden Putin.

"Kami akan mencoba menjalin kerja sama yang lebih erat di bidang industri dan teknologi tinggi, ruang angkasa dan energi nuklir damai, kecerdasan buatan, sumber energi terbarukan dan sektor-sektor inovatif lainnya," lanjutnya.

Pembicaraan informal antara para pemimpin dan pejabat senior dari kedua belah pihak yang diadakan sambil minum teh dan makan malam pada Hari Kamis, diperkirakan akan menjadi kunci dari perjalanan dua hari tersebut.

Penasihat Kebijakan Luar Negeri Kremlin, Yuri Ushakov mengatakan, pembicaraan-pembicaraan tersebut akan mencakup Ukraina, Asia, energi dan perdagangan.

Dalam kunjungan kali ini, Presiden Putin antara lain didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, Wakil Perdana Menteri Pertama Denis Manturov, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak dan Dmitry Chernyshenko, Duta Besar Rusia untuk Tiongkok Igor Morgulov, Menteri Pertahanan Andrey Belousov, Menteri Keuangan Anton Siluanov, Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina, Direktur Layanan Federal untuk Kerja Sama Teknis Militer Dmitry Shugayev, CEO Roscomsos Yury Borisov, serta Ushakov.

Ushakov mengatakan, pemilihan China sebagai tujuan kunjungan pertama ke luar negeri Presiden Putin usai pelantikan kembali untuk masa jabatan baru, merupakan respons terhadap sikap persahabatan serupa yang dibuat oleh Presiden Xi tahun lalu.

Kunjungan ke Tiongkok akan dilakukan dalam dua tahap. Presiden Rusia dijadwalkan mengunjungi Beijing dan Harbin.

Pembicaraan bilateral rencananya akan fokus pada perdagangan dan kerja sama ekonomi. Pada pertemuan tersebut, Putin dan Xi juga akan membahas isu-isu politik dan regional yang paling mendesak.

Ushakov mengatakan bahwa bagian terpenting dari perundingan Beijing adalah pertemuan informal dan tertutup. Dalam ‘format 1+4’ di masing-masing pihak, kedua pemimpin akan mengadakan pembicaraan penting mengenai Ukraina.

Kunjungan kenegaraan tahap kedua akan berlangsung di Kota Harbin, ibu kota dan kota terbesar di Provinsi Heilongjiang. Di sana, Presiden Putin dijadwalkan akan menghadiri upacara pembukaan Pameran Rusia-Tiongkok ke-8 dan Forum Kerjasama Antarwilayah Rusia-Tiongkok ke-4, dan juga akan bertemu dengan para mahasiswa dan staf pengajar Institut Teknologi Harbin.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)