Partager:

JAKARTA - Tokoh wanita Indonesia sekaligus jurnalis senior Najwa Shihab mengajak para pemuda untuk mewujudkan Indonesia Emas pada 2045, bukan Indonesia cemas, tetap berfikir kritis menyikapi berita di dunia maya.

"Yang harus kita hati-hati adalah di tahun 2045 nanti yang ada bukannya Indonesia Emas, malah Indonesia cemas," kata Najwa pada pesantren kilat Ramadhan bertajuk "Ekspedisi Ramadhan Penuh Inspirasi (Ekspresi)" di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Jumat.

Najwa menekankan keberanian anak muda untuk dapat berpikir kritis diperlukan dalam mencetak generasi pemimpin menuju Indonesia Emas 2045.

Ia mengungkapkan terdapat berbagai cara untuk melatih diri menjadi pemuda yang kritis, salah satunya adalah dengan teliti terhadap segala sesuatu yang ada di dunia maya, serta tidak mudah mempercayai suatu hal secara utuh sebelum melakukan klarifikasi dari sumber informasi yang lain.

"Kalau di film ada yang judulnya 'Cek Toko Sebelah', kalau satu toko ada diskon, cek toko yang lain, jangan-jangan ada yang lebih murah. Begitu pula dalam menerima suatu informasi," ujarnya.

Najwa juga menekankan kepada para pemuda untuk berjejaring dengan banyak orang guna meningkatkan koneksi, namun dengan tetap berpegang teguh dengan suatu pendirian yang kuat, agar tidak mudah terbawa arus pergaulan negatif.

Ia juga mengapresiasi 500 siswa-siswi SMA/sederajat yang menjadi peserta atas antusiasme yang diberikan dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan TNI AL tersebut.

Guna mewujudkan generasi pemimpin di era Indonesia Emas 2045, Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdum menyebut kegiatan Ekspresi diadakan guna menanamkan rasa cinta tanah air kepada para peserta.

"Pondasinya adalah menyiapkan mereka di tahun 2045 sebagai pemimpin pada waktu itu, yaitu generasi emas dengan pondasi iman yang bagus, akhlak yang bagus, sekaligus NKRI nya jelas," ungkapnya.

Menurut Mahdum, calon pemimpin Indonesia di masa yang akan datang harus memiliki perasaan cinta tanah air yang kuat, ditambah dengan pondasi agama yang kokoh, agar negara dapat berjalan dengan baik.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)