Partager:

DENPASAR - Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda tengah menelusuri kabar 13 pemuda Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Bali yang diduga terkena penipuan agen di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Para pekerja migran asal Bali itu  diduga menjadi korban perdagangan manusia.

"Coba nanti, kami hubungi Kemenlu dulu dan konfirmasi BP2MI, termasuk juga kalau sudah diketahui alamat, kami akan konfirmasi ke Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten," kata dia, Rabu, 7 September.

"Kita hubungi pihak perwakilan negara kita di negara tersebut dan bagaimana bisa terjadi. Itu yang pertama kali akan kami cari dulu agar bisa mereka bisa diatensi. Mulai dari nama, (dan) dia berada di mana," sambungnya.

Saat ini Disnaker Bali belum menerima laporan dari keluarga pekerja migran tersebut. Tak ada juga laporan dari BP2MI atau Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia.

"Kalau saja dia melapor, harusnya begitu tiba, kita juga tidak tahu kepergiannya ini apakah dia resmi atau boleh dikatakan tidak sesuai dengan prosedural. Kalau memang dia resmi, data-datanya pasti ada di kami atau BP2MI," kata Arda.

"Kalau dia PMI yang resmi, mulai dari paspor, visa kerja, ada E-KTKLN, surat keterangan sehat dan kemudian ikut program BPJS.

Kalau yang seperti ini, bagaimana kita tahu, kecuali keluarganya yang melapor ke kami di Disnaker baik kabupaten ataupun Provinsi, itu harapan kami biar cepat kami lacak," imbuh Arda. 

Kabar 13 pemuda itu diduga menjadi korban perdagangan orang, pertama kali disebarkan anggota DPD asal Bali Arya Wedakarna di akun miliknya, pada Selasa (6/9) malam. Dalam video yang viral itu, memperlihatkan 13 orang pemuda yang sedang telantar dengan makanan seadanya dalam sebuah ruangan.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)