SURABAYA - Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor membenarkan adanya dugaan kasus penganiayaan yang menyebabkan tewasnya salah satu santri asal Palembang berinisial AM, 17.
Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Noor Syahid, mengaku pihak pondok langsung bertindak cepat dan tegas, dengan mengeluarkan mereka yang terlibat dari Ponpes Gontor.
"Kami juga langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada santri yang diduga terlibat yaitu dengan mengeluarkan yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orang tua mereka masing-masing," kata Noor Syahid, dalam surat pernyataan resmi, Senin, 5 September.
Noor Syahid menyatakan, pada prinsipnya Pondok Modern Darussalam Gontor tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan Pesantren, apapun bentuknya. Ia juga menegaskan untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya almarhum AM.
"Hingga pernyataan resmi ini diterbitkan kami pihak Pondok Modern Darussalam Gontor masih terus berusaha intens menjalin komunikasi dengan keluarga almarhum AM untuk mendapatkan solusi-solusi terbaik dan untuk kemaslahatan bersama," ujarnya.
VOIR éGALEMENT:
Mewakili keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid pun memohon maaf sekaligus berbelasungkawa atas wafatnya almarhum AM, khususnya kepada orang tua dan keluarga almarhum. Dia mengaku sangat menyesalkan kejadian peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum AM dan berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Kami juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," katanya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)