Kebakaran Sering Terjadi di Kebon Kosong Kemayoran, Pramono Anung Bakal Cari Solusi
JAKARTA - Calon gubernur Jakarta, Pramono Anung mengatakan akan mencari solusi untuk warga Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat yang sering mengalami kebakaran. Dia sudah mendengar keluhan secara langsung saat meninjau lokasi.
“Jadi itulah yang dipikirkan nantinya di kemudian hari karena daerah ini termasuk daerah yang kebakarannya sering. Ini mungkin 2-3 kali,” kata Pramono usai meninjau lokasi kebakaran di Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 12 Desember.
Pramono bilang ada dua penyebab utama yang menjadikan wilayah ini kerap mengalami kebakaran yang merugikan warga. “Selalu korsleting listrik atau lagi masak atau menaruh api yang kemudian berkembang kemana-mana. Jadi itu yang saya lihat,” tegasnya.
Sementara saat disinggung soal kemungkinan relokasi warga ke rumah susun, eks Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) era Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu belum mau banyak bicara. Dia hanya bilang nantinya kajian bakal dilaksanakan antara pemerintah provinsi dengan pihak Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg).
Adapun ide ini dicetuskan oleh Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla yang juga menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) usai mengunjungi lokasi kebakaran. Ia ketika itu minta pemerintah membangun rumah susun bagi warga Kebon Kosong.
“Kalau apa yang diusulkan Pak JK tentunya nanti pemerintah daerah akan mengkaji secara mendalam bersama dengan Sekretaris Negara. Karena ini Kemayoran kan — di Setneg ya,” ujarnya.
“Dan saya yakin pasti pandangannya, pikirannya sama untuk kesejahteraan dan kebaikan masyarakat yang ada di sini,” sambung Pramono.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran di permukiman padat penduduk yang terjadi di Jalan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, diduga berasal dari rumah seorang pengepul rongsokan sampah plastik berinisial J.
Percikan api kemudian dengan cepat membesar dan membakar seluruh bagian bangunan semi permanen yang ada di kawasan tersebut.
VOIR éGALEMENT:
Akibat kebakaran di pemukiman padat penduduk ini, sebanyak 1.800 jiwa dari 600 KK dan tujuh rukun tetangga (RT) yakni RT 03, 04, 05, 06, 07, 08 dan 09 (tergabung dalam RW 05) terdampak.