Bank Indonesia: Bauran Kebijakan Penting untuk Stabilitas di Kawasan ASEAN
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mendorong negara-negara di ASEAN menerapkan skema bauran kebijakan dalam sistem kebanksentralan.
Kepala Departemen Internasional BI Rudy Brando Hutabarat mengungkapkan, skema mix policy tersebut memiliki posisi strategis dalam memastikan tugas dan target bank sentral bisa mencapai target.
“Kami ingin menekankan bahwa bauran kebijakan penting untuk stabilitas di negara kawasan,” ujarnya saat ditemui di ASEAN Fest di Jakarta, Selasa, 22 Agustus.
Menurut Rudy, peran krusial itu didasarkan pada dinamika ekonomi yang saat ini semakin kompleks. Oleh karena itu, bank sentral dituntut untuk bisa menghasilkan kebijakan yang bersifat komprehensif.
“Sekarang tidak bisa menggunakan satu tool saja, yaitu suku bunga, tapi perlu berbagai tools untuk mengatasi tantangan yang ada,” tuturnya.
Sebagai informasi, mix policy yang dilakukan oleh Bank Indonesia sangat erat dengan kebijakan yang ditempuh oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai representatif dari pemerintah. Salah satu yang paling penting adalah sikap BI untuk turut menyerap Surat Berharga Negara (SBN) saat awal pendemi 2020.
Langkah itu ditempuh supaya bank sentral dapat turut membiaya keuangan negara (APBN) dalam menghadapi COVID-19.
Adapun bentuk bauran kebijakan yang lain adalah melalui peran aktif Bank Indonesia dalam upaya pengendalain inflasi.
VOIR éGALEMENT:
Aksi nyata itu dibuktikan dengan membentuk Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID) dengan berkerja sama dengan kementerian lembaga terkait serta pemerintah daerah (pemdan).
VOI mencatat, TPIP ini sukses menekan angka inflasi umum (indeks harga konsumen/IHK) menjadi 3,53 persen year on year (yoy) pada Juni 2023. Padahal, inflasi sempat menembus 5,51 persen yoy di Desember 2023.
Padahal, target inflasi yang dipatok pemerintah bersama otoritas moneter adalah sebesar 3 persen plus minus 1 persen.