Pendemo di Patung Kuda Monas Sebut Israel Penjajah Keji, Tak Layak Injakan Kaki di Indonesia

JAKARTA - Puluhan massa aksi tolak Timnas Israel di kawasan patung kuda Monas, Jakarta Pusat, masih bertahan meskipun hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada Senin, 20 Maret, sore. Orator massa aksi terus melontarkan tuntutan mereka di bawah guyuran hujan gerimis pada pukul 15.52 WIB.

Menurut koordinator aksi 203 Tolak Timnas Israel, Buya Husein, pihaknya tergabung dari Front Persaudaraan Islam (FPI), kemudian dari GNPF (gerakan nasional pengawal Fatwa) ulama, dan persaudaraan alumni 212 melakukan aksi yang dinamakan aksi 203 dalam rangka menolak Timnas U20 Israel.

"Israel hingga detik ini masih menjajah saudara kita yang ada di Palestina. Bukan hanya menjajah tapi memperlakukan dengan keji, bahkan membunuh saudara kita di Palestina. Bukan hanya yang bertempur tapi rakyat sipil pun, termasuk ibu-ibu dan anak-anak pun tidak luput dari aksi kekejian dan kebiadaban dari zionis Israel," kata pria yang menjabat sebagai staf Sekum DPP FPI itu, Senin, 20 Maret.

Selain itu, sambungnya, Palestina adalah negara muslim, yang ada di Timur Tengah yang pertama kali mengakui Indonesia di awal kemerdekaannya pada tahun 1945.

"Kalau kita terima kedatangan Timnas Israel sama saja kita menyakiti hati mereka, sama saja kita melukai perasaan mereka, karena biar bagaimanapun kita berutang budi yang besar kepada mereka," ujarnya.

Dia menyatakan, jika pemerintah menerima tim Israel datang ke Indonesia berarti pemerintah melanggar amanah konstitusi.

"Kita menolak bukan berarti kita benci terhadap suatu negara, bukan karena benci semata tapi ada alasannya yaitu Israel adalah negeri penjajah. Oleh karena itu, kalau Israel mau kita terima, bebaskan dulu, lepaskan jajahan mereka terhadap saudara kita, Palestina," katanya.

Sebelumnya diberitakan, aparat kepolisian memblokade dua ruas Jalan Medan Merdeka Barat, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat dengan mcb beton yang dilapisi kawat berduri pada Senin, 20 Maret, siang.

Penutupan jalan tersebut merupakan imbas dari adanya aksi unjukrasa Persaudaraan Alumni (PA) 212 terkait penolakan Tim Nasional (Timnas) Israel untuk datang dan berlaga di Piala Dunia U-20 Indonesia.

Dari pantauan VOI di lapangan, belum terlalu banyak massa PA 212 yang mendatangi kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat guna menggelar aksi unjuk rasa tersebut.

Namun aparat kepolisian telah bersiaga mengamankan akses jalan menuju Istana Negara. Dengan lapisan beton sepanjang 150 meter, blokade tersebut untuk menghalau pergerakan massa jika terjadi gejolak.