JAKARTA - The Vietnamese government announced that two e-commerce platforms from China, Shein and Temu, must register with the government before the end of November. Otherwise, their internet domains and apps will be blocked in the country.

JAKARTA - The Vietnamese government announced that two e-commerce platforms from China, Shein and Temu, must register with the government before the end of November. Otherwise, their internet domains and apps will be blocked in the country.

JAKARTA - The Vietnamese government announced that two e-commerce platforms from China, Shein and Temu, must register with the government before the end of November. Otherwise, their internet domains and apps will be blocked in the country.

JAKARTA - The Vietnamese government announced that two e-commerce platforms from China, Shein and Temu, must register with the government before the end of November. Otherwise, their internet domains and apps will be blocked in the country.

JAKARTA - The Vietnamese government announced that two e-commerce platforms from China, Shein and Temu, must register with the government before the end of November. Otherwise, their internet domains and apps will be blocked in the country.

Keputusan ini diambil karena kekhawatiran akan dampak diskon besar-besaran yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut terhadap pasar lokal Vietnam. Kementerian Perdagangan Vietnam juga menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi penjualan barang palsu yang dihadirkan oleh kedua platform.

Nguyen Hoang Long, Wakil Menteri Perdagangan Vietnam, menjelaskan bahwa kementeriannya telah melakukan komunikasi dengan Shein dan Temu terkait kewajiban pendaftaran ini.

“Setelah pemberitahuan ini, jika platform-platform tersebut tidak mematuhi, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan berkoordinasi dengan badan terkait untuk menerapkan langkah-langkah teknis, seperti memblokir aplikasi dan domain mereka,” kata Long dalam pernyataan resmi pemerintah.

Shein telah beroperasi di Vietnam selama sekitar dua tahun, sementara Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings, baru saja mulai menawarkan layanannya di negara tersebut bulan lalu. Shein menyatakan komitmennya untuk mematuhi peraturan di Vietnam dan sedang bekerja sama dengan otoritas setempat.

Selain itu, Vietnam mempertimbangkan untuk menghapuskan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi barang-barang impor hingga senilai 1 juta dong (Rp630 ribu), yang banyak dimanfaatkan untuk pembelian melalui platform e-commerce.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya pengawasan terhadap Temu dan Shein di berbagai negara. Bulan lalu, Indonesia meminta Apple dan Google untuk memblokir Temu guna melindungi pedagang kecil dari persaingan dengan produk berharga sangat murah.

Pasar e-commerce Vietnam sendiri terus tumbuh dan mencapai nilai 22 miliar dolar AS (Rp346,7 triliun) pada tahun ini, meningkat 18%, menjadikannya pasar terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Thailand. Selain Shein dan Temu, platform lain yang beroperasi di Vietnam termasuk Shopee yang berbasis di Singapura, Lazada yang didukung oleh Alibaba, serta perusahaan domestik Tiki dan Sendo.

Keputusan ini diambil karena kekhawatiran akan dampak diskon besar-besaran yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut terhadap pasar lokal Vietnam. Kementerian Perdagangan Vietnam juga menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi penjualan barang palsu yang dihadirkan oleh kedua platform.

Nguyen Hoang Long, Wakil Menteri Perdagangan Vietnam, menjelaskan bahwa kementeriannya telah melakukan komunikasi dengan Shein dan Temu terkait kewajiban pendaftaran ini.

“Setelah pemberitahuan ini, jika platform-platform tersebut tidak mematuhi, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan berkoordinasi dengan badan terkait untuk menerapkan langkah-langkah teknis, seperti memblokir aplikasi dan domain mereka,” kata Long dalam pernyataan resmi pemerintah.

Shein telah beroperasi di Vietnam selama sekitar dua tahun, sementara Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings, baru saja mulai menawarkan layanannya di negara tersebut bulan lalu. Shein menyatakan komitmennya untuk mematuhi peraturan di Vietnam dan sedang bekerja sama dengan otoritas setempat.

Selain itu, Vietnam mempertimbangkan untuk menghapuskan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi barang-barang impor hingga senilai 1 juta dong (Rp630 ribu), yang banyak dimanfaatkan untuk pembelian melalui platform e-commerce.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya pengawasan terhadap Temu dan Shein di berbagai negara. Bulan lalu, Indonesia meminta Apple dan Google untuk memblokir Temu guna melindungi pedagang kecil dari persaingan dengan produk berharga sangat murah.

Pasar e-commerce Vietnam sendiri terus tumbuh dan mencapai nilai 22 miliar dolar AS (Rp346,7 triliun) pada tahun ini, meningkat 18%, menjadikannya pasar terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Thailand. Selain Shein dan Temu, platform lain yang beroperasi di Vietnam termasuk Shopee yang berbasis di Singapura, Lazada yang didukung oleh Alibaba, serta perusahaan domestik Tiki dan Sendo.

Keputusan ini diambil karena kekhawatiran akan dampak diskon besar-besaran yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut terhadap pasar lokal Vietnam. Kementerian Perdagangan Vietnam juga menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi penjualan barang palsu yang dihadirkan oleh kedua platform.

Nguyen Hoang Long, Wakil Menteri Perdagangan Vietnam, menjelaskan bahwa kementeriannya telah melakukan komunikasi dengan Shein dan Temu terkait kewajiban pendaftaran ini.

“Setelah pemberitahuan ini, jika platform-platform tersebut tidak mematuhi, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan berkoordinasi dengan badan terkait untuk menerapkan langkah-langkah teknis, seperti memblokir aplikasi dan domain mereka,” kata Long dalam pernyataan resmi pemerintah.

Shein telah beroperasi di Vietnam selama sekitar dua tahun, sementara Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings, baru saja mulai menawarkan layanannya di negara tersebut bulan lalu. Shein menyatakan komitmennya untuk mematuhi peraturan di Vietnam dan sedang bekerja sama dengan otoritas setempat.

Selain itu, Vietnam mempertimbangkan untuk menghapuskan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi barang-barang impor hingga senilai 1 juta dong (Rp630 ribu), yang banyak dimanfaatkan untuk pembelian melalui platform e-commerce.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya pengawasan terhadap Temu dan Shein di berbagai negara. Bulan lalu, Indonesia meminta Apple dan Google untuk memblokir Temu guna melindungi pedagang kecil dari persaingan dengan produk berharga sangat murah.

Pasar e-commerce Vietnam sendiri terus tumbuh dan mencapai nilai 22 miliar dolar AS (Rp346,7 triliun) pada tahun ini, meningkat 18%, menjadikannya pasar terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Thailand. Selain Shein dan Temu, platform lain yang beroperasi di Vietnam termasuk Shopee yang berbasis di Singapura, Lazada yang didukung oleh Alibaba, serta perusahaan domestik Tiki dan Sendo.

Keputusan ini diambil karena kekhawatiran akan dampak diskon besar-besaran yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut terhadap pasar lokal Vietnam. Kementerian Perdagangan Vietnam juga menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi penjualan barang palsu yang dihadirkan oleh kedua platform.

Nguyen Hoang Long, Wakil Menteri Perdagangan Vietnam, menjelaskan bahwa kementeriannya telah melakukan komunikasi dengan Shein dan Temu terkait kewajiban pendaftaran ini.

“Setelah pemberitahuan ini, jika platform-platform tersebut tidak mematuhi, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan berkoordinasi dengan badan terkait untuk menerapkan langkah-langkah teknis, seperti memblokir aplikasi dan domain mereka,” kata Long dalam pernyataan resmi pemerintah.

Shein telah beroperasi di Vietnam selama sekitar dua tahun, sementara Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings, baru saja mulai menawarkan layanannya di negara tersebut bulan lalu. Shein menyatakan komitmennya untuk mematuhi peraturan di Vietnam dan sedang bekerja sama dengan otoritas setempat.

Selain itu, Vietnam mempertimbangkan untuk menghapuskan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi barang-barang impor hingga senilai 1 juta dong (Rp630 ribu), yang banyak dimanfaatkan untuk pembelian melalui platform e-commerce.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya pengawasan terhadap Temu dan Shein di berbagai negara. Bulan lalu, Indonesia meminta Apple dan Google untuk memblokir Temu guna melindungi pedagang kecil dari persaingan dengan produk berharga sangat murah.

Pasar e-commerce Vietnam sendiri terus tumbuh dan mencapai nilai 22 miliar dolar AS (Rp346,7 triliun) pada tahun ini, meningkat 18%, menjadikannya pasar terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Thailand. Selain Shein dan Temu, platform lain yang beroperasi di Vietnam termasuk Shopee yang berbasis di Singapura, Lazada yang didukung oleh Alibaba, serta perusahaan domestik Tiki dan Sendo.

Keputusan ini diambil karena kekhawatiran akan dampak diskon besar-besaran yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut terhadap pasar lokal Vietnam. Kementerian Perdagangan Vietnam juga menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi penjualan barang palsu yang dihadirkan oleh kedua platform.

Nguyen Hoang Long, Wakil Menteri Perdagangan Vietnam, menjelaskan bahwa kementeriannya telah melakukan komunikasi dengan Shein dan Temu terkait kewajiban pendaftaran ini.

“Setelah pemberitahuan ini, jika platform-platform tersebut tidak mematuhi, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan berkoordinasi dengan badan terkait untuk menerapkan langkah-langkah teknis, seperti memblokir aplikasi dan domain mereka,” kata Long dalam pernyataan resmi pemerintah.

Shein telah beroperasi di Vietnam selama sekitar dua tahun, sementara Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings, baru saja mulai menawarkan layanannya di negara tersebut bulan lalu. Shein menyatakan komitmennya untuk mematuhi peraturan di Vietnam dan sedang bekerja sama dengan otoritas setempat.

Selain itu, Vietnam mempertimbangkan untuk menghapuskan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi barang-barang impor hingga senilai 1 juta dong (Rp630 ribu), yang banyak dimanfaatkan untuk pembelian melalui platform e-commerce.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya pengawasan terhadap Temu dan Shein di berbagai negara. Bulan lalu, Indonesia meminta Apple dan Google untuk memblokir Temu guna melindungi pedagang kecil dari persaingan dengan produk berharga sangat murah.

Pasar e-commerce Vietnam sendiri terus tumbuh dan mencapai nilai 22 miliar dolar AS (Rp346,7 triliun) pada tahun ini, meningkat 18%, menjadikannya pasar terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Thailand. Selain Shein dan Temu, platform lain yang beroperasi di Vietnam termasuk Shopee yang berbasis di Singapura, Lazada yang didukung oleh Alibaba, serta perusahaan domestik Tiki dan Sendo.

Keputusan ini diambil karena kekhawatiran akan dampak diskon besar-besaran yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut terhadap pasar lokal Vietnam. Kementerian Perdagangan Vietnam juga menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi penjualan barang palsu yang dihadirkan oleh kedua platform.

Nguyen Hoang Long, Wakil Menteri Perdagangan Vietnam, menjelaskan bahwa kementeriannya telah melakukan komunikasi dengan Shein dan Temu terkait kewajiban pendaftaran ini.

“Setelah pemberitahuan ini, jika platform-platform tersebut tidak mematuhi, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan berkoordinasi dengan badan terkait untuk menerapkan langkah-langkah teknis, seperti memblokir aplikasi dan domain mereka,” kata Long dalam pernyataan resmi pemerintah.

Shein telah beroperasi di Vietnam selama sekitar dua tahun, sementara Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings, baru saja mulai menawarkan layanannya di negara tersebut bulan lalu. Shein menyatakan komitmennya untuk mematuhi peraturan di Vietnam dan sedang bekerja sama dengan otoritas setempat.

Selain itu, Vietnam mempertimbangkan untuk menghapuskan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi barang-barang impor hingga senilai 1 juta dong (Rp630 ribu), yang banyak dimanfaatkan untuk pembelian melalui platform e-commerce.

Langkah ini diambil di tengah meningkatnya pengawasan terhadap Temu dan Shein di berbagai negara. Bulan lalu, Indonesia meminta Apple dan Google untuk memblokir Temu guna melindungi pedagang kecil dari persaingan dengan produk berharga sangat murah.

Pasar e-commerce Vietnam sendiri terus tumbuh dan mencapai nilai 22 miliar dolar AS (Rp346,7 triliun) pada tahun ini, meningkat 18%, menjadikannya pasar terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Indonesia dan Thailand. Selain Shein dan Temu, platform lain yang beroperasi di Vietnam termasuk Shopee yang berbasis di Singapura, Lazada yang didukung oleh Alibaba, serta perusahaan domestik Tiki dan Sendo.

This decision was taken due to concerns over the impact of the massive discounts offered by the platforms on Vietnam's local market. Vietnam's Ministry of Commerce also expressed concern about the potential sale of counterfeit goods presented by the two platforms.

Nguyen Hoang Long, Deputy Minister of Trade of Vietnam, explained that his ministry had communicated with Shein and Temu regarding this registration obligation.

"After this notification, if these platforms do not comply, the Ministry of Industry and Trade will coordinate with the relevant agencies to implement technical measures, such as blocking their applications and domains," Long said in an official government statement.

Shein has been operating in Vietnam for about two years, while Temu, which is owned by PDD Holdings, just started offering its services in the country last month. Shein expressed her commitment to complying with regulations in Vietnam and is working closely with local authorities.

In addition, Vietnam is considering eliminating the exemption of value added tax (VAT) for imported goods worth up to 1 million, which is widely used for purchases through e-commerce platforms.

This step was taken amid increasing scrutiny of Metu and Shein in various countries. Last month, Indonesia asked Apple and Google to block Temu to protect small traders from competition with very cheap valuable products.

Vietnam's own e-commerce market continues to grow and reaches a value of 22 billion US dollars (Rp346.7 trillion) this year, an increase of 18%, making it the third largest market in Southeast Asia after Indonesia and Thailand. Apart from Shein and Temu, other platforms operating in Vietnam include Singapore-based Shopee, Alibaba-backed Lazada, as well as domestic companies Tiki and Sendo.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)