JAKARTA - Ethereum, salah satu aset kripto terbesar di dunia, baru-baru ini menjadi sorotan karena adanya transaksi besar-besaran yang dilakukan oleh salah satu pemegangnya. Dalam waktu kurang dari dua hari, seseorang atau sekelompok orang berhasil membeli dan memindahkan 54.721 ETH, senilai sekitar 161 juta dolar AS (Rp 2,5 triliun). Transaksi ini menimbulkan spekulasi tentang identitas dan motif dari paus Ethereum tersebut.

Menurut Lookonchain, sebuah perusahaan yang mengawasi aktivitas blockchain, dana yang digunakan untuk membeli ETH berasal dari beberapa sumber, termasuk Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, dan beberapa pertukaran terdesentralisasi (DEX). Lookonchain juga mengungkapkan bahwa ada kemungkinan keterkaitan antara paus Ethereum dan Justin Sun, pendiri Tron dan penasihat pertukaran kripto HTX.

Lookonchain menunjukkan bahwa sekitar 30 menit sebelum transaksi paus Ethereum, sebuah dompet yang diduga milik Justin Sun menyetorkan 50 juta USDT (Rp 781,3 miliar) ke Binance. Dompet ini juga menarik 500 juta USDT (Rp 7,8 triliun) dari HTX sehari sebelumnya. Selain itu, Lookonchain mencatat adanya transfer dana antara HTX dan Binance yang sesuai dengan waktu pembelian ETH. Namun, hubungan ini masih bersifat spekulatif dan belum ada konfirmasi resmi dari pihak-pihak yang terlibat.

Sementara itu, harga Ethereum terus mengalami kenaikan sejak transaksi paus tersebut. Ethereum berhasil menembus level 2.900 dolar AS (Rp 45,2 juta) pada Senin 19 Februari dan mencatat rekor tertinggi baru di atas 3.000 dolar AS (Rp 46,8 juta) pada Minggu, 18 Februari. Beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga Ethereum antara lain adalah investasi institusional dalam ETF Bitcoin, yang berdampak positif pada pasar kripto secara keseluruhan, dan lonjakan volume perdagangan, yang menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap ETH.

Selain itu, jumlah ETH yang disimpan di bursa juga mengalami penurunan yang signifikan, dari sekitar 23 juta ETH pada awal tahun menjadi sekitar 19 juta ETH saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa investor cenderung menyimpan ETH mereka di dompet pribadi atau kontrak staking, yang mengurangi pasokan yang beredar dan meningkatkan permintaan. Dengan tren-tren ini, banyak analis yang memprediksi bahwa Ethereum dapat mencapai target 3.500 dolar AS (Rp 54,6 juta) atau bahkan lebih tinggi dalam waktu dekat.

Transaksi besar paus Ethereum telah menarik perhatian banyak orang di dunia kripto, karena dapat menjadi indikator perubahan harga dan sentimen pasar. Namun, identitas dan motif paus tersebut masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Apakah paus tersebut adalah Justin Sun atau orang lain? Apakah paus tersebut berencana untuk menjual atau menyimpan ETH mereka? Bagaimana dampak transaksi paus tersebut terhadap pasar Ethereum dan kripto secara umum? Pertanyaan-pertanyaan ini masih menunggu jawaban yang pasti.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)